Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Saint Petersburg

11 Juli 2017   11:23 Diperbarui: 11 Juli 2017   11:24 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sini dengan udara yang dingin tubuh kita serasa ingin merangkul satu sama lain, 

sementara jalan menuju pusat kota teramat lengang untuk di lewati dengan sekedar diam.

Bus-bus nampak panjang bentuknya, jalan perlahan, menggilas kesadaran 

dan di depan seorang perempuan berambut pirang lewat tanpa memandang. Matanya biru.

Tak ada yang asing di sini selain diri sendiri serta gambar bungkus rokok kretek yang ada di saku kiri. 

Semua nampak bersahabat di negeri yang kini setengah komunis. Dan teruslah kakiku melangkah.

Tiba di sebuah perempatan orang-orang ramai lalu lalang sebuah marka jalan yang tidak bisa di baca 

seperti sebuah tanda pengenal tanpa alamat rumah. Teruslah berjalan.

Kita berhenti sejenak di dekat kios surat kabar di samping kedai minuman, 

aku ingin sekali merokok, aku ingin minuman hangat sejenis vodka atau apa sajalah 

lalu seorang teman berkata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun