Sebagai Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN), Hendi Prio Santoso terus berkomitmen untuk mewujudkan PGN menjadi perusahaan yang bersih dan bebas korupsi. Salah satunya adalah memberantas praktik calo.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, PGN tengah membangun budaya dan nilai-nilai perusahaan melalui Kode Etik. Diharapkan, dengan adanya hal tersebut, baik pimpinan maupun karyawan PGN memiliki komitmen yang besar dalam mewujudkan semangat zero tolerance corruption.
"Berdasarkan budaya dan nilai-nilai perusahaan serta prinsip tata kelola perusahaan, PGN telah menyusun kode etik karyawan yang diterbitkan sebagai Kode Etik Karyawan dan Kode Etik Pimpinan," ujar Hendi Prio Santoso seperti yang dikutip dari Rakyat Merdeka Online.
Menurutnya, Kode Etik telah memberikan catatan positif bagi PGN dalam membentuk prosedur dan peraturan terkait dalam interaksi karyawan dan pimpinan dengan para pemangku kepentingan. Selain itu, Kode Etik juga memuat panduan praktis mengenai tata cara menanganai konflik kepentingan, korupsi, suap, grtifikasi, manajemen informasi dan lain sebagainya,
Hendi Prio Santoso menegaskan, salah satu langkah untuk mewujudkan pemberantas korupsi adalah memberantas praktek percaloan. Melalui Kode Etik tersebut para calo gas tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu ataupun berhubungan dengan karyawan maupun pimpinan PGN.
"Tidak ada calo gas di lingkungan dan pengelolaan bisnis Perusahaan Gas Negara. Seluruh pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan kebutuhan industri dan sektor transportasi," tegas lulusan alumnus BBA Keuangan dan Ekonomi Universitas Houston, Texas, Amerika Serikat tersebut seperti yang dikutip dari vivanews.
Selama menjabat, Hendi Prio Santoso berhasil menelurkan prestasi yang cukup besar bagi PGN. Berdasarkan data dari Antaranews, tercatat selama tahun 2014, PGN meraih pendapatan neto sebesar USD3,41 milliar atau dapat dikatakan naik 13,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD3 miliar. Adapun laba operasi juga mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen atau sebesar USD982,06 juta. Padahal pada periode sebelumnya, laba operasi hanya berkisar USD933,35 juta.
Hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Tetapi juga didukung oleh banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi. Misalnya saja, pada tahun 2014 lalu, PGN telah mengoperasikan sejumlah infrastruktur baru seperti Mobile Refueling Unit (MRU), Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Hal ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah untukk konversi dari minyak bumi ke gas bumi. Selain itu, PGN juga telah membangun banyak infrastruktur untuk memperluas pemakaian gas bumi dan juga menghadirkan gas bumi di pelbagai daerah di Indonesia yang selama ini belum dapat merasakan manfaat gas bumi.
Catatan positif PGN diraih berkat sikap profesionalisme yang ditunjukan oleh seluruh awak perusahaan PGN yang berkomitmen untuk katakan tidak pada korupsi. Selain itu, upaya PGN dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik serta budaya perusahaan yang kuat perlu diapresiasi dalam melahirkan budaya baru BUMN bebas dari calo dan benih korupsi.
Â