Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pekan IV Liga Champions yang Seperti "Seminar Motivasi" Dua Hari

7 November 2019   19:30 Diperbarui: 7 November 2019   19:35 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tengah pekan ini, kenyamanan tidur para penggemar bola terusik. Selama dua hari, mereka rela terbangun dini hari. Atau malah tidak tidur malam demi melihat tim pujaan mereka bertanding. 

Ada 16 pertandingan matchday IV Liga Champios yang digelar pada Selasa (5/11) dan Rabu (6/11) malam waktu Eropa. Atau, Rabu (6/11) dan Kamis (7/11) dini hari waktu Indonesia.

Tetapi memang, namanya sudah cinta, apa saja dilakukan. Jangankan sekadar memotong waktu tidur demi bangun dini hari. Datang langsung ke stadion di Eropa sana pun dilakukan oleh mereka yang memang punya banyak duit.

Nah, dari 16 pertandingan matchday IV Liga Champions yang sudah tergelar, ada banyak ragam fakta dan drama yang tersaji di lapangan. Saya pribadi senang menganggap pertandingan Liga Champions tengah pekan ini bak sebuah "seminar motivasi" yang digelar selama dua hari.

Pada hari pertama dan kedua, ada tema berbeda. Tapi ujung-ujungnya sama. Memotivasi para 'pesertanya' untuk termotivasi melakukan hal-hal baik dalam hidup mereka. Peserta itu bisa mereka yang rela bangun dini hari itu. Atau mereka yang sekadar melihat cuplikan hasil pertandingannya.

Di hari pertama, alam pikir kita seolah disirami motivasi tentang sikap tidak mudah menyerah dalam menjalani kesulitan. Bahwa segala kesulitan yang terjadi, sebenarnya ada jalan keluarnya. Selama masih ada waktu, selama itu pula, kita bisa mengubah kesulitan menjadi senyuman.

Adalah klub Jerman, Borussia Dortmund yang mengirimkan pesan motivasi kepada kita untuk tidak cepat pasrah menghadapi situasi tidak menguntungkan. Bahwa, sebelum peluit akhir pertandingan berbunyi, apa saja masih bisa terjadi. Kekalahan di depan mata, bisa diubah menjadi kemenangan.

Di Signal Iduna Park, sebanyak 66.099 pasang mata yang mayoritas fans Dortmund, sempat kecewa ketika gawang timnya jebol dua kali di babak pertama. Dortmund tertinggal 0-2 dari klub Italia, Inter Milan yang tengah ganas sejak dilatih Antonio Conte.

Dua pekan sebelumnya, Dortmund juga kalah 0-2 di Kota Milan. Andai kembali kalah, sangat mungkin tim juara Liga Champions 1997 ini bakal gagal lolos ke babak 16 besar. Lha wong pesaing mereka di Grup F, selain Inter, ada Barcelona. Sementara hanya dua tim yang lolos ke babak 16 besar.

Ternyata, Dortmund belum menyerah. Di babak kedua, hanya dalam 26 menit, mereka berbalik unggul. Dua gol dari Achraf Hakimi dan Julian Brandt, membuat Dortmund unggul 3-2. Entah apa yang disampaikan pelatih sepuh asal Swiss, Lucien Favre (62 tahun) ketika jeda sehingga pemain-pemain Dortmund 'mengamuk' di babak kedua. Dortmund pun menang 3-2.

Kini, mereka ada di peringkat 2 (7 poin) di bawah Barcelona (8 poin). Menariknya, di matchday V pada 28 November mendatang, Dortmund akan away ke markas Barcelona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun