Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Cerita Revans "Minions" yang Bikin Jantung Dag Dig Dug

19 September 2019   23:08 Diperbarui: 20 September 2019   07:42 2422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya, berhasil revans melawan ganda Korea di putaran II China Open 2019, Kamis (19/9). Mereka lolos ke perempat final dan akan melawan ganda putra Malaysia/Foto: BolaSport.com.

Mereka meminta tukang pel lantai mengepel lapangan mereka. Lucunya, setelah lantai dipel, mereka berdua berlagak mengepel lantai dengan sepatu mereka. Lantas, kembali meminta tukang pel untuk masuk ke lapangan. Mudah ditebak, aksi itu dilakukan untuk menghimpun tenaga, menenangkan ketegangan, sekaligus mengacaukan konsentrasi Minions.

Toh, Marcus/Kevin tidak terpengaruh. Dan akhirnya, sebuah smash Kevin gagal dikembalikan sempuran oleh ganda Korea. Shuttlecock pengembalian mereka. Dan, Kevin menutup laga dengan 'cara khasnya'. 

Pura-pura memukul bola yang keluar lapangan. Lantas, berdiri di seberang net demi memandangi ganda Korea itu. Bagi Kevin, itu mungkin cara paling melegakan untuk memenangi laga yang berlangsung tepat 1 jam.

Merujuk pada semua drama yang terjadi di pertandingan tersebut, jelas itu sebuah kemenangan yang sungguh dramatis. Marcus dan Kevin berhasil revans. Dan, skor head to head pertemuan mereka kini jadi 1-1. Lalu, bagaimana reaksi "Minions" perihal keberhasilan revans atas ganda Korea itu?

Dikutip dari badmintonindonesia.org, keduanya menyebut ganda Korea tersebut bermain bagus sehingga mereka cukup kesulitan. Namun, mereka belajar dari kekalahan di Kejuaraan Dunia 2019 lalu. Kali ini, mereka lebih tenang kala menghadapi poin-poin kritis.

"Lawan memang bermain bagus. Mereka punya serangan yang tajam. Kami sering berada di bawah tekanan. (Tapi) di poin-poin akhir, kami lebih tenang, nggak banyak melakukan kesalahan sendiri. Kami tetap menjaga fokus terus," ujar Kevin.

"Hari ini kami banyak dapat lucky point di akhir-akhir. Memang tidak mudah melawan mereka, poinnya pun hampir mirip dengan di pertemuan sebelumnya," tambah Marcus.

Di perempat final bertemu ganda senior Malaysia

Toh, Marcus/Kevin tentunya tidak mau tampil di China Open sekadar untuk membalas kekalahan dari ganda Korea Selatan yang terkenal dengan 'drama' service lambat ini. Mereka tentunya ingin melangkah jauh. Di perempat final yang digelar Jumat (20/9), Marcus/Kevin akan bertemu ganda senior Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong.

Marcus/Kevin punya rekor apik kala bertemu pasangan peraih medali perak Olimpiade 2016 tersebut. Itu tentu jadi bekal untuk lolos ke semifinal. Pada akhirnya, ganda putra Indonesia yang dipasangkan sejak tahun 2015 ini tentunya mendambakan juara demi menjadi ganda putra pertama Indonesia yang bisa juara tiga kali di China Open.

Sebelumnya, Marcus/Kevin jadi juara China Open di tahun 2016 dan 2017. Tahun 2018 lalu, mereka terhenti di semifinal usai dikalahkan ganda muda Tiongkok, Han Chengkai/Zhou Haodong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun