Mohon tunggu...
Al Mujizat
Al Mujizat Mohon Tunggu... profesional -

Jutaan ide milyaran rasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Praktek CSR Kontra Kapitalisme

20 Februari 2017   09:41 Diperbarui: 20 Februari 2017   10:13 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mari melihat ke tahun 1700-an, dimasa Benua Eropa mengalami apa yang disebut dengan Revolusi Industri.  Waktu itu terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Berawal di Inggris, dimulai dengan kesuksesan merevolusi produksi kain katun menggunakan mesin baru yang digerakkan dengan kincir air yang kemudian digantikan oleh mesin uap. Mekanisasi produksi kain katun secara masif telah meningkatkan  produktifitas para pekerja di sektor industri tekstil dan bidang-bidang industri lainnya. Motor yang menggerakkan perekonomian pada masa itu adalah semangat inovasi yang ditunjukkan oleh para wirausahawan serta pebisnis baru, yang dengan antusias menerapkan ide-ide revolusioner mereka.

Sehingga, ekonomi yang semula bergantung kepada sektor pertanian berubah ke sektor industri. Akibatnya muncul industri dimana-mana. Muncul kota-kota industri baru di Inggris yaitu kota Manchester, Birmingham, Liverpool dan Glasgow. Gelombang yang mengguncang inggris itu dengan cepat menyebar ke kawasan Atlantik Utara hingga mencapai Amerika Serikat.

Revolusi industri tidak bisa dilepaskan dengan kapitalisme. Adalah Adam Smith (1723-1790) yang paling terkenal dan dikenal sebagai Bapak Kapitalisme. Lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, dan meninggal dan meninggal di Edinburgh, Skotlandia pada usia 67 tahun. Teori ekonominya yang terkenal adalah “laissez-faire". Smith percaya bahwa kemajuan ekonomi bergerak bebas tanpa perlu dikendalikan. Tidak memerlukan peran kelompok atau negara. Sampai pada satu titik, ekonomi akan menemukan keseimbangan, tapi kemudian akan bergerak kembali menuju keseimbangan baru. Karena itu persaingan secara bebas adalah keniscayaan. Setiap orang memiliki kesempatan untuk bersaing secara sempurna. 

Teori ini ternyata mampu membawa eropa ke masa proto-industrialisasi dan mengubah mayoritas kawasan Eropa menjadi daerah perdagangan bebas, dan membuat lahirnya banyak pengusaha-pengusaha baru.

Kapitalisme lahir dari perlawanan terhadap hegemoni elite yang berkuasa pada masa sebelumnya, yaitu masa kegelapan Eropa. Ada tiga elite yang menguasai kekuasaaan dan memonopoli pengetahuan dan kebenaran yaitu Raja, Gereja dan Kaum Feodal atau Tuan Tanah. Di bidang ekonomi para tuan tanah menguasai aset.  Lahan pertanian dikuasai oleh mereka. Rakyat banyak tidak memiliki tanah hanya bisa menyewa. Meskipun terjadi gagal panen tuan tanah tetap memaksa rakyat untuk membayar sewa. Akibatnya terjadi kesenjangan yang sangat tinggi. Kemiskinan di mana-mana sementara para tuan tanah menikmati hidup yang bergelimang kemewahan.

Sebelum ide Kapitalisme yang melahirkan revolusi industri, para raja sangat kuat penentangannya atas berbagai temuan inovasi teknologi. Kisah William Lee (1583) di Inggris dan Dionysius Papin (1679) di Jerman menjadi contoh. William Lee merupakan penemu alat perajut otomatis, yaitu sebuah mesin yang dapat merajut benang dengan sangat cepat dibanding dengan cara manual. Dengan harapan membuncah, temuan tersebut disampaikan kepada Ratu Elizabeth I untuk mendapatkan hak paten. Namun sang ratu menolak alat tersebut. Alasannya, Ratu khawatir rakyat akan menganggur jika alat tersebut diaplikasikan. Setelah mendapat penolakan dari Ratu Inggris, Lee berangkat ke Perancis untuk mendapat dukungan dari Raja James I. Lagi-lagi jawaban yang sama dia terima. 

Nasib Dionysius Papin lebih naas. Papin adalah seorang guru besar matematika di Universitas Marburg, Kassel, Jerman. Dia adalah penemu steam digester yaitu mesin penyerap uap. Dari penemuan pertama ini, dia sempurnakan menjadi sebuah mesin piston uap. Mesin tersebut, ia pasang pada sebuah kapal uap pertama di dunia. Untuk mendapatkan pengakuan atas temuannya tersebut, Papin melakukan perjalanan dari Sungai Fulda menuju ke Sungai Weser. Namun dalam perjalanan kapalnya dihancurkan oleh sekelompok orang. Papin kemudian menganggur dan meninggal sebagai gelandangan.

Penolakan yang dilakukan elite penguasa pada masa itu sebenarnya tak lebih dari ketakutan atas hak-hak istimewa dan kekuasaan politik yang selama ini sudah dinikmati.

Selanjutnya tentang kebenaran atas pengetahuan dan aturan sepenuhnya menjadi milik raja dan gereja. Setiap gagasan dan pendapat yang berbeda tidak akan diakomodasi. Nasib yang memprihatinkan dialami oleh ilmuwan pada masa itu seperti Galileo Galilei (1564-1642). Galileo Galilei adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan. Dia adalah penyempurna atas penemuan teleskop. Dari alat yang dia sempurnakan, Galileo menyimpulkan bahwa bumi adalah bulat dan merupakan bagian dari sistem tata surya dimana matahari menjadi pusatnya. Pendapat Galileo mendapat tentangan dari Gereja. Galileo dianggap telah melanggar doktrin gereja bahwa bumi adalah datar dan pusat alam semesta. Akibatnya, ia dihukum dengan pengucilan atau tahanan rumah sampai meninggal.

Sebelumnya Nicolaus Copernicus (1473 – 1543), seorang astronom, politikus, ekonom, dan diplomat yang lahir di Polandia telah mengatakan hal yang sama. Copernicus menyatakan bahwa tata surya bersifat heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya). Namun dia tidak mampu berbuat apa-apa untuk melawan doktrin gereja tentang sifat tata surya.

Perlawanan ilmuwan dan rakyat terhadap kekuasaan raja dan gereja ini melahirkan pemahaman dan gerakan liberalisme. Serupa dengan kapitalisme, substansi liberalisme adalah kebebasan. Bebas untuk menentukan hidup, berpendapat dan menentukan aturan. Tidak ada lagi pengaruh dari aturan agama. Aturan hidup disusun menurut keinginan manusia. Sedangkan aturan agama hanya hidup dan diakui diruang-ruang ibadah atau gereja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun