Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekuatan "Diam" Jokowi

13 Mei 2017   04:48 Diperbarui: 13 Mei 2017   05:31 2510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Waktu Jokowi merangkul Setya Novanto, pendukung Jokowi langsung lupa bahwa Setya Novanto pernah mencatut nama presiden Jokowi dalam kasus rekaman kontrak PT Freport Indonesia.

Waktu Setya Novanto menyatakan dukungan Golkar pada Jokowi untuk menduduki jabatan presiden pada periode II, pendukung Jokowi langsung lupa dimana Novanto pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap, gratifikasi, dan pencucian uang terhadap Akil Mochtar, terkait sengketa pemilihan kepala daerah yang bergulir di Mahkamah Konstitusi.

Karena Jokowi menerima setya Novanto sebagai partner politik, maka orang-orang langsung lupa bahwa dalam kapasitas dia sebagai Ketua DPR pernah menghadiri acara jumpa pers kampanye capres Donald Trump di New York.

Mungkin Jokowi dan jutaan pendukungnya berpikir, biarlah kesalahan masa lalu Setya Novanto ditutupi, supaya jalan kedepan semakin lapang dan leluasa. Supaya Indonesia semakin menjauh dari bayang-bayang ORBA dibawah kepemimpinan Jokowi sampai pada periode II.

Diluar perhitungan Jokowi, Setya Novanto kena lagi kasus mega korupsi eKTP. Setya  disebut menerima 11% dari dana proyek atau uang sebesar Rp574,2 miliar.

Padahal pada saat yang sangat genting dan menentukan ini, Jokowi butuh dukungan politik penuh, dalam rangka menghadapi tekanan masive dari kelompok radikal dan para elit politik terkait kasus Ahok.

Dilain pihak Jokowi tidak mungkin pasang badan pada kasus yang menimpa Setya Novanto untuk kesekian kali. Lagi pula kasus korupsi ini jumlahnya sangat dasyat. Sedangkan Setya Novanto butuh dukungan dan perlindungan presiden supaya dia tidak dikirim kepenjara oleh KPK.

Sahabat yang baik adalah sahabat yang mau saling memikul beban, baik dalam keadaan senang terutama dalam keadaan sulit. Tapi persahabatan antara Jokowi dan Setya tidak mungkin dilanjutkan. Jokowi memilih menegakkan hukum, dengan konsekwensi kehilangan dukungan politik potensial dari Setya Novanto.

Putus persahabatan dengan seorang Setya Novanto resikonya besar sekali. Karena 574 sekian miliar rupiah hasil uang semir eKTP itu, tentu saja tidak ditelan sendiri oleh Setya Novanto. Uang sebesar itu pasti dibagi-bagi dengan sesama elit sampai pada ranting-ranting didaerah.

Jadi Setya Novantop unya pengaruh politik besar sekali. Dia punya pengaruh keatas, pengaruh kesesama jajaran, pengaruh kebawah, bahkan dia punya pengaruh sampai pada Donald Trump imperium.

Setya Novanto punya kekuatan politik dan kekuatan finansial untuk mendukung Jokowi kembali terpilih  jadi presiden kedua kali, sekaligus punya kekuatan dan kemampuan menjungkir balikkan kursi presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun