Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Secret Club - Chapter 8

4 Maret 2019   07:09 Diperbarui: 4 Maret 2019   07:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Chapter 8: Abilities
Narator: Frederick (Freddy) Anderson Sibarabara

Saya lalu bermimpi tentang kakak saya. Saya tidak pernah kontak sudah lama. Saya perkirakan dia sangat sibuk dengan kuliah dia. Saya bermimpi dia lari menjauh dari saya. Bukan hanya kakak saya, melainkan mama saya pergi menjauh. Saya hanya ditinggalkan oleh papa saya. Saya tidak menyukai dia, sebab dia orang tidak memiliki perasaan dan tidak memiliki emosi manusia. Meskipun teman-temannya mengenal dia adalah orang yang sangat hebat. Saya cuma bilang semua tidak sempurna di dunia ini. Kakak saya dulu sibuk dengan tugasnya, tapi dia punya pacar selama dia High school. Hubungan dia dengan pacarnya tidak terlalu lama, karena campur tangan dengan papa. 

Papa lebih menginginkan dia bisa sukses. Saya rasa papa ingin mendapat pujian dari teman-temannya. Dia ingin orang-orang memandang dia, bahwa anaknya telah ke luar negeri dapat bea siswa, karena anaknya hebat dan bapaknya juga hebat. Itu yang selama ini saya lihat atau saya perhatikan. Orang-orang sangka ini saya bicara ini sebuah kebohongan. Dengan tetapi, itu semua kebenaran yang ada di mata saya yang tidak bisa saya sangkal. Saya bukan iri akan kakak saya, saya cukup kasihan dengan kakak saya. Saya tahu kenapa kakak sangat membenci papa dan itu semua alasannya.

Setelah mama masuk ke rumah sakit, papa tidak mengunjungi mama. Dia cuma pikir pekerjaannya lebih utama. Saya telah menelpon seketaris papa, dan jawaban dari seketarisnya adalah papa sedang sibuk atau tidak ada ditempat. Saya sendiri tidak tahu apa pekerjaan papa saya. Saya tidak peduli apa yang dia buat. Yang saya perdulikan cuma mama saya. Saya punya alasan sendiri membenci papa, bukan hanya kakak saya. Saya cuma berdiam diri saja dan tidak memberitahukan kehidupan di rumah saya. 

Mungkin guru tidak ada yang tahu atau ada yang tahu. Selama saya sekolah aku tidak pernah membuat masalah, karena saya tidak mau menyusahkan mama saya. Sebab kalau orang tua dipanggil, yang selalu datang pasti mama saya, karena mama saya selalu datang mengambil rapot saya. Papa saya susah dihubungin, karena sibuk. Papa selalu sibuk itu kata-kata yang sering diucapkan oleh guru-guru sekolah. Saya tidak pernah mendapat penghargaan, saya sengaja menutup talent saya. Saya sengaja, karena saya bukan piala untuk papa saya. Saya tahu kedua orang tua sibuk, saya merasa saya seorang yang tidak pedulikan. Itu sebabnya saya selalu menyembunyikan diri saya. Meskipun nilai saya tinggi, saya tidak mau membicarakan kepada papa dan mama saya. Saya simpan saja, sebab percuma dibicarakan kepada mereka.

Untuk menghilangkan dari ketidak-warasan saya, saya membaca buku dan mendengarkan lagu-lagu klasik. Kadang saya juga mengambar atau melukis. Saya suka menulis puisi dalam bahasa Jerman atau menulis cerita pendek. Saya lupa ceritakan bahwa saya juga bisa mengerti Jerman. Banyakan buku-buku mama saya, saya baca dan semua itu bertulisakan bahasa Jerman. Saya mempelajari bahasa Jerman dengan otodidak. Saya membaca buku-buku yang berhubungan dengan Jerman dan saya menghayal semua grammer Jerman. Memang grammer Jerman cukup rumit dan tidak mudah seperti Inggris atau Indonesia. Saya juga mempelajari Prancis dengan cepat, cuma praktis melafakan kata-kata Prancis. Prancis dan Jerman tidak memiliki grammer yang sama seperti Indonesia dan Inggris. Grammer mereka cukup susah dan grammer salah satu tersusah adalah bahasa Belanda.

Saya membaca buku mama saya, karena menghilangkan saya dari kebosenan. Saya tetap bisa menyimpan semua kata-kata yang ada di dalam buku. Saya juga bisa menyimpan partitur dari beberapa kompser terkenal. Saya lebih suka menyebut diri saya Lemari berkas berdaging. Kemampuan memimpan memori melebihi manusia dan mengingat sangat detail. Biasanya orang cuma mengingat cuma 10% bukan 100% secara penglihatan. Saya dapat mengingat 90% dengan lengkap. Memang kemampuan saya tidak bisa saya sangkal sendiri. Saya tetap menyembunyikan kemampuan saya. Saya tidak mau jadi Siskus monyet yang seperti Mozart dibawa papanya ke semua negara.

Mama saya juga, saat muda juga suka menghabiskan waktu dia dengan membaca buku. Menurut keluarga mama saya (Tante saya), mama saya orang yang sangat pendiam dan suka membaca buku. Mama juga salah satu murid teladan. Mama juga anak jenius di dalam keluargannya. Keluarga mama selalu menyanyangi dia, dia selalu menjadi favorit di semuanya. Dia tidak pernah membuat masalah di dalam keluarga. Dia selalu membawa piagam atau piala dari hasil kerja keras-nya. Itu dia selalu menjadi kebangga bagi dirinya.

Sedangkan papa saya bukanlah orang yang cukup pintar, sebenarnya semasa dia muda sering mencari masalah disekolah. Dia bukanlah keluarga yang serba ada pada masa muda. Kakek saya atau papanya papa itu suka memukul dia dan mamanya juga suka sekali memukul dia. Itu sebabnya dia sangat keras. Dia selalu berkata kalau tidak ada bapak dan ibunya, mungkin dia tidak menjadi manusia atau mungkin dia bisa menjadi tai. Itu kata-kata yang pernah diucapkan kepada saya. Saya memang tidak menyukai kakek dan nenek saya. Mereka suka memukul saya, kalau saya tidak sengaja menumpahkan sesuatu. 

Mama saya tidak pernah memukul saya, tapi mereka memukul saya. Papa meskipun begitu, dia tidak pernah memukul saya. Itu sebab dia tidak pernah memukul saya. Saya sangat berterima kasih kepada dia. Sayangnya pada saat saya dipukul, dia tidak membela saya, malah hanya melihat saya dipukul. Saya perkirakan papa sedang ketakutan. Dia masih takut sama orang tuanya. Itu sebabnya kita jarang sekali berkunjung ke rumah kakek dan nenek. Saya sadar papa juga membenci mereka. Itu salah satu alasan kenapa dia menjauh dari keluarga, sebab dia takut akan menyakitkan keluarganya. Saya terlalu menilai papa saya dengan cepat, saya tidak melihat diri dia sebenarnya. Saya cuma tutup mulut dan itu alasan kenapa saya tidak mau mencari masalah di sekolah. Saya cuma mau membantu teman-teman saya.

Saya juga ingin mengetahui tentang kehidupan Andre si raksasa. Saya tidak mungkin membenci dia, karena dia sering membully saya. Saya ingin mengetahui kenapa dia berbuat begitu? Itu pertanyaan yang saya pikirkan dulu. Keluarga yang sangat besar, apa dia sangat happy dengan kehidupan dia ini? Saya sendiri tidak yakin kalau dia happy. Saya melihat expresi mukanya sedang membully saya. Saya tidak melihat mukanya, tapi saya melihat matanya. Mata dia yang berkaca-kaca. Saya rasa dia sedang mengalami kesedihan yang cukup dalam. Saya rasa dia ada masalah. Manusia pasti memiliki alasan kenapa dia berbuat seperti itu. Saya cuma sendiri tahu apa yang alami oleh dia. Saya ingin mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Andre itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun