Mohon tunggu...
Khus Indra
Khus Indra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta Sastra dan Seni |\r\nPengagum pemikiran Friedrich Nietzsche | Pengkritik ulung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013, Konsep Bagus, Gurunya?

5 Juli 2013   17:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:58 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Polemik perbincangan mengenai hadirnya kurikulum baru yaitu, kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan di Indonesia terus mengalami gejolak perdebatan. Di tengah waktu yang cukup mepet pergunjingan pro-kontra terhadap kurikulum ini terus berlanjut. Hal ini terkesan mendadak dan tidak dipersiapkan dengan secara matang. Tapi, apa mau dikata, keinginan Kementerian Pendidikan adalah kurikulum 2013 tetap diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 nanti. Dalam penerapannya, Kurikulum 2013 ini akan mulai dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang terakreditasi A dan yang ditunjuk oleh Kemdikbud.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa, kurikulum 2013 memang bagus secara konsep. tetapi yang diharapkan lebih adalah terhadap masalah Implementasinya. Dalam hal konsep, kurikulum 2013 lebih mendekatkan pembelajaran dengan tematik integratif. Dalam hal seperti ini Guru-lah sebagai pemegang Kunci dari Kurikulum ini.

Guru, Kunci Kurikulum 2013

Dengan penampilan yang tergolong baru ini, Kurikulum 2013 mengharuskan seorang murid dapat belajar dengan mengintegrasikan berbagai ilmu yang kemudian disebut sebagai tematik integratif. Dalam hal ini, tentu saja peran yang penting adalah Kapasitas dari seorang Guru dalam mengajarkannya. Meskipun secara konsep Kurikulum 2013 cukup bagus, tetapi apabila secara Implementasi dari seorang Guru kurang dapat menyalurkannya, maka Kurikulum 2013 hanya akan menjadi sekadar konsep saja.Kementrian Pendidikan setidaknya harus mewanti-wanti hal ini. Karena jika tidak, keluaran dari Kurikulum 2013 ini tidak akan memberikan feedback yang disesuaikan.

Patut diapresiasi langkah Kemdikbud dalam mengantisipasi hal ini yaitu dengan mengadakan pelatihan untuk guru-guru tersebut. Tetapi ada yang yang patut disayangkan, pelatihan itu hanya dilakukan dalam kurun waktu hitungan hari saja.  Apakah bisa dengan pelatihan dalam hitungan hari itu, dapat mengubah cara mengajar seorang guru dengan konsep yang baru ini?

Dalam laporan majalah Tempo, Darmaningtyas, anggota Tim Inti Pengembang Kurikulum 2013 berkata,"Para guru akan kesulitan dalam menyampaikan materi, seperti Seorang guru harus dapat mengamalkan ajaran Agama yang dikaitkan dengan Matematika."

Dalam pemaparannya tersebut, terdapat suatu perasaan ragu-ragu dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini. Banyak guru di daerah yang masih bingung terhadap kurikulum ini. Banyak guru yang mengeluh dan merasa sulit untuk menerjemahkan apa yang tercantum dalam kurikulum tersebut ke dalam sesuatu yang practical, apalagi kalau ditambah dengan seorang guru harus dapat mengintegrasikan berbagai ilmu. Tentu saja dengan kualitas guru di daerah-daerah yang merata, akan dapat menimbulkan suatu pemahaman akan pendidikan yang tidak merata dan seimbang.

Bukan hanya guru, tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan lagi adalah mengenai penyusunan buku. Kejadian yang menarik adalah dalam penyusunan buku-buku siswa, seharusnya Kurikulum dulu baru penyusunan buku. Tetapi dalam praktik Kurikulum 2013 ini tidak begitu. Penyusunan buku dibarengi atau bersamaan dengan pembahasan Kurikulum 2013 ini. Cukup konyol dan ironi. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Erry Utomo berujar hal yang senada,"Keadaan saat ini memang seperti itu, padahal seharusnya Kurikulum dulu, baru bukunya."

Dari paparannya tersebut, memang terlihat suatu kondisi yang dikebut-kebut dalam penyusunan kurikulum ini dan terkesan tergesa-gesa. Kita tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa Kemdikbud seolah-olah memaksakan hadirnya kurikulum 2013 ini. Padahal, jika dilihat banyak aktivis atau LSM masyarakat yang sudah mewanti-wanti agar "Tunda" saja dulu kurikulum ini. Tetapi, waktu sudah mepet, dan M.Nuh tetap bersikukuh agar Kurikulum ini tetap diterapkan pada tahun ajaran baru ini.

Kehadiran yang terkesan dipaksakan memunculkan segelumit persepsi dari publik, yaitu adakah kepentingan politik dalam hal ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun