Mohon tunggu...
Asep Abdurrahman
Asep Abdurrahman Mohon Tunggu... Dosen - Hidup untuk berkarya dan berkarya untuk hidup

Motto: Membelajarkan Hidup dan Menghidupkan Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Kita Tercoreng Kembali

22 April 2019   17:37 Diperbarui: 23 April 2019   08:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi punya sifat dan watak agresif yang menjadi ciri khas pelaku. Maka, disinilah diperlukan perhatian besar dari keluarga dan sahabat terdekat sebagai control dan tindakan preventif bagi pelaku-pelaku yang lain.

Kejadian yang banyak menyita banyak kalangan ini, termasuk Presiden Joko Widodo, jika ditarik ke belakang sebelum kejadian banyak elemen penting yang harus dianalisis. Pertama, Guru. Khususnya guru agama dan PPKn yang mengajarkan akhlak dan tenggang rasa antar sesama.

Sebagai guru, dalam proses KBM juga banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Seperti faktor Motivasi, gaji, relasi teman sejawat, iklim sekolah, Pemerintah, Yayasan dan model hubungan guru-murid. Elemen penting tersebut punya pengaruh besar terhadap keberhasilan seorang guru ketika mengajar di dalam kelas.

Kedua, sekolah. Apakah sekolah sudah memberikan iklim akademik yang kondusif untuk warga sekolah?. Tentu ini bergantung kepada kepala sekolah/pemerintah atau yayasan yang menopangnya agar dapat menjadi kuat. Serta bersinergi dengan orangtua siswa sebagai pendidik di rumah.

Ketiga, keluarga. Penguatan keluarga sebagai salahsatu pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, penting untuk diperhatikan oleh para orangtua, untuk bersinergi dengan sekolah.

Dalam agama, Ibu adalah sebagai pendidik utama di dalam kelaurga disamping ayahnya sebelum dididik di sekolah. Marlin Monru pun pernah menuliskan secarik kertas sebelum meninggal dengan cara bunuh diri, bahwa Ia menyesal tidak mengasuh dan mendidik anaknya secara langsung.


Keempat, masyarakat. Masyarakat hendaknya peduli terhadap nasib pendidikan anak-anak Indonesia. Termasuk jika membuka warnet, buat aturan tegas jika melihat prilaku di luar norma dan moral agama. Disisi lain, nitizen yang menjadi masyarakat dunia maya, harus ikut andil dengan tidak menyebarkan konten-konten kekerasan yang bisa mempengaruhi agresivitas siswa.

Kelima, Pemerintah. Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan, harus me-redisign pendidikan agar stake kholder mampu bekerja dengan baik.

Alhasil guru, sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah harus bersinergi untuk mengangkat kembali marwah pendidikan kita yang sempat tercoreng oleh ulah pelaku tindak kekerasan. Semoga ke depan, kejadian yang menimpa Audrey, tidak terjadi lagi di kota-kota lain di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun