Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pintu-pintu Penyalahgunaan Data Pribadi yang Mungkin Tidak Kita Sadari

18 Mei 2019   16:21 Diperbarui: 30 Juli 2019   07:34 2324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: CyberInsurance.com

Ia menyebutkan data diri saya satu per satu hingga akhirnya bagian yang mengejutkan saya adalah ia tahu nama ibu kandung saya dan saya perlu mengkonfirmasinya. Dengan perasaan ragu, saya mengkonfirmasi nama ibu kandung saya. Saya berusaha tenang dan mencatat nama penelepon dan nomor teleponnya.

Beberapa saat kemudian, saya segera menghubungi staf marketing kantor cabang dimana saya membeli barang tersebut. Ia mengatakan bahwa kemungkinan besar penelepon itu dari toko pusat untuk meminta konfirmasi barang yang saya beli. Staf toko itu mengatakan agar saya mengabaikan saja telepon itu.

Ada perasaan menyesal ketika saya mengkonfirmasi nama ibu kandung saya. Tetapi hari demi hari berlalu tidak ada hal yang mengganggu kehidupan saya. Semoga saja data-data pribadi saya berikan ke perusahaan tersebut aman dan tidak disalahgunakan oleh staf yang tidak bertanggung jawab.

Perusahaan yang teledor mengelola surat lamaran
Banyak perusahaan menerima surat lamaran pekerjaan dari para pelamar dari berbagai tempat. Jumlah surat lamaran yang diterima per hari bisa sangat banyak. Walaupun kini surat lamaran umumnya berformat digital dalam format doc/docx atau PDF, surat lamaran cetak ataupun tertulis juga masih ada.

Biasanya perusahaan akan menyimpan surat-surat lamaran itu selama satu tahun. Gunanya bila suatu saat perusahaan memerlukan staf tertentu, maka pihak HRD tinggal mencarinya dari surat lamaran yang mereka terima.

Setelah setahun atau beberapa waktu tertentu (sesuai kebijakan perusahaan), perusahaan akan membersihkan surat lamaran itu dari lemari arsip atau dari sistem (untuk surat lamaran berformat digital). Nah, ada sebagian perusahaan yang membuang surat lamaran yang tidak terpakai itu begitu saja. Misalnya memasukkan dalam karung dan langsung dibuang atau dijual ke pemulung kertas.

Kita semua memahami bahwa dokumen surat lamaran biasanya terdapat dokumen resume ataupun curiculum vitae yang berisi data pribadi pelamar. Data-data ini rawan disalahgunakan bila dokumen pelamar dibuang dalam keadaan utuh.

Seharusnya surat lamaran cetak itu dihancurkan terlebih dahulu berapapun banyaknya. Bila surat lamaran dalam format digital, harus dipastikan file dan email telah terhapus secara pemanen dan tidak bisa dilacak kembali.

Mengenai penghancuran dokumen, selain menggunakan mesin penghancur kertas, ada metode lainnya yaitu dengan mengubur dokumen-dokumen kertas di sebuah kubangan yang besarnya disesuaikan dengan volume dokumen yang akan dihancurkan. Hal ini pernah dilakukan oleh sebuah perusahaan multinasional di salah satu provinsi di Sumatera.

Setelah semua dokumen masuk ke kubangan, sejumlah air dialirkan hingga semua dokumen kertas terendam di dalam kubangan tersebut. Kubangan lalu ditutup selama kira-kira satu minggu dimana dokumen kertas akan hancur dengan sendirinya. Setelah itu kubangan ditutup dengan tanah. Kertas-kertas dokumen tidak hanya hancur tetapi juga terurai secara alami.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun