Mohon tunggu...
Gusti 'ajo' Ramli
Gusti 'ajo' Ramli Mohon Tunggu... wiraswasta -

http://www.about.me/gustiramli dan sering nongkrong di http://garammanis.wordpress.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mau PSK? Cari di Dalam Taksi (Fenomena Prostitusi di Kota Padang)

25 Februari 2011   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:17 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12986249161475702910

[caption id="attachment_93108" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Selamat Siang Kompasianer. Berhubung sekarang hari jum'at maka saya menulis kejadian yang saya alami pada malam jumat, persisnya tadi malam. Sebelumnya tujuan tulisan ini bukan untuk promosi, melainkan gambaran dari fenomena prostitusi di ranah minang. Sekitar malam pukul 11.00 WIB saya diajak teman berkeliling kota Padang. Tadinya niat mau beli makanan saja. Karena tempatnya cukup jauh, maka harus keliling dulu. Di tengah perjalanan tanpa sengaja kami menjumpai banyak taksi yang membunyikan musik keras-keras. Bagi saya sudah biasa demikian karena biasanya angkutan umum di kota Padang, baik taksi maupun angkot dan bis membunyikan musik sekeras mungkin. Namun ada satu hal yang tidak biasa saya ketahui dari dalam taksi tersebut. Kawan saya memberitahu kepada saya bahwa di dalam taksi tersebut berisi beberapa orang PSK. Satu taksi satu PSK, biasanya ada juga berisi 2 sampai tiga orang PSK di dalam taksi. Sebelumnya si sopir taksi sudah bekerja sama dengan para PSK. Taksi akan berkeliling mencarikan pria hidung belang untuk si PSK. Taksi-taksi yang berkeliaran di daerah tertentu, seperti dekat taman budaya biasanya berisi PSK. Saya tidak percaya ucapan kawan tersebut, walau dulu sewaktu remaja saya pernah mendengar selentingan bahwa "kalau mau cari pelacur, cari aja taksi" di taman budaya. Kabar bahwa pelacur tidak ada yang mangkal di tengah jalan, tapi mangkalnya di dalam taksi tidak pernah saya hiraukan. Namun ketidakpercayaan saya itu dijawab oleh kawan saya dengan pembuktian. Malam itu kami pergi dengan motor, persis dekat taman budaya kami berhenti di pinggir jalan. Tak lama berselang, berhenti sebuah taksi di depan kami. Di kursi depan duduk wanita muda. "Cari cewek bang" kata wanita itu kepada kami. Dengan terkejut saya pun menjawab tidak sambil geleng-geleng kepala. Belum sampai dua menit datang satu taksi lagi dengan menawarkan hal yang sama. Pada menit kelima kami berdiri disitu, datang lagi taksi yang menawarkan kami untuk memakai si PSK. Dalam waktu lima menit sudah berhenti tiga taksi yang berisi PSK. Dengan kejadian ini barulah saya percaya dengan selentingan kabar bahwa kalau mau cari PSK, cari saja di dalam taksi. Berita terakhir di surat kabar lokal juga mengangkat fenomena prostitusi ini di halaman headline. Balakangan fenomena tari stripties sudah mulai merambah kota Padang. Penari tanpa sehelai benang bisa didapat dengan membayar upah sekitar 500-700 ribu rupiah. Menurut sumber berita, layanan tari telanjang tidak dipertontonkan kepada khalayak ramai, hanya untuk pemesan saja. Fenomena prostitusi di dalam taksi dan tari telanjang yang tersembunyi tersebut adalah sedikit gambaran dari gelap malam di kota Padang. Pemerintah kota tampak belum mengambil langkah dalam menyikapai aksi fenomena prostitusi di ranah minang yang terkenal dengan nilai-nilai budaya dan agama yang kuat. ((1102251516trt)) Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun