Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Ahok Tahu Diri

28 April 2016   20:51 Diperbarui: 28 April 2016   21:03 13131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahok (Foto: Media Indonesia)

FENOMENA Ahok belakangan ini semakin tidak sehat. Dari berbagai penjuru ia diserang, tapi sang penyerang justru meradang. Bahkan (maaf) mereka cenderung “gila” karena kerap menjungkirbalikkan logika, baik lewat kata-kata, maupun gaya.

Oleh sebab itu saatnya Ahok tahu diri dan membatalkan rencananya menjabat kembali sebagai gubernur DKI Jakarta. Saya khawatir jika Ahok bertahan – apalagi mengajak “perang” – tampaknya makin banyak orang yang putus urat malunya. Tegakah Anda Ahok? Sudahlah, mundurlah. Setop, jangan lanjutkan perjalanan menuju DKI-1.

Gara-gara Ahok, Yusril Ihza Mahendra rela bermalu-ria mendaftarkan diri menjadi calon gubernur DKI Jakarta ke PDI Perjuangan, padahal ia ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Ah, ini lagi, lantaran menganut prinsip “asal bukan Ahok”, profesor hukum tata negara itu terpaksa harus bersusah-susah sarapan dan makan siang di warung tegal, pakai dasi pula. Sebelumnya ia pun “menggilakan diri” naik commuter (KRL), nggak jelas ke mana pergi, sebab saya jamin ia pasti tidak tahu rute dan jadwal perjalanan kereta.

Nah, ini yang tidak sedap, sang profesor pun mendadak jadi “alim ulama” menyambangi masjid dan “berceramah” dengan topik (tema) jangan pilih pemimpin kafir, “tapi pilihlah orang yang pandai dan bijaksana seperti saya.”

Jauh sebelumnya, ingin menyaingi Sarimin, sang profesor keluar masuk pasar mengenakan kaos bergambar Mickey Mouse. Beda dengan Sarimin, sang profesor ke pasar tradisional tidak pakai payung dan sepeda kayu. Cukuplah ia dikawal “ajudan”.

Yuk, kita tengok Habiburokhman. Yakin bahwa Teman Ahok tidak mungkin berhasil mengumpulkan KTP dukungan buat Ahok sebanyak 532.000 (syarat minimal bagi Ahok untuk bisa mencalonkan diri lewat jalur perseorangan/independen), politikus Partai Gerindra itu bernazar akan terjun bebas dari Monas.

Ia stres berat, sebab Teman Ahok sampai hari ini (Kamis 28 April) sudah berhasil mengumpulkan 703.368 KTP dukungan. Ahok hentikan, dong! Setop, jangan sampai 1.000.000. Kepala Habiburokhman semakin puyeng tujuh keliling saat banyak orang menagih janjinya dan bertanya: “Kapan, Mas, loncat indah dari Monas?”

Alamak! Gara-gara Ahok dan Teman Ahok, “orang gila” baru pun muncul minta sumbangan kepada para pendukung Ahok yang katanya akan dipakai untuk menggelar acara long march “Gerakan Aksi Damai Sejuta Umat Dukung Ahok” pada 5 Juni mendatang di Jakarta.

Masih gara-gara Ahok, eyang kakung Amien Rais tiba-tiba muncul dari tempat persembunyiannya di Yogyakarta (maklumlah ia takut ditagih banyak orang sebab pernah bernazar akan berjalan kaki dari Yogya ke Jakarta jika Jokowi terpilih jadi presiden pada Pilpres 2014). Coba cek, jangan-jangan kalau berjalan, Amien Rais sudah “nunak nunuk” (bahasa Jawa: tertatih-tatih).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun