Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Misteri "Cinta" dalam Keluarga

5 Maret 2018   00:14 Diperbarui: 7 Maret 2018   12:12 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia dari satu kata yang bernama cinta sudah setua umur zaman ini. Sudah tak terbantahkan jika sosok Adam dan hawa adalah sepasang manusia pertama yang pernah menjalin dan mengukuhkan kata yang mulia tersebut dalam hubungan diantara keduanya. 

Kita terkadang juga sempat usil untuk bertanya tentang siapakah gerangan yang mengajarkan konsep cinta dan kasih sayang diantara keduannya. Mengapa keduannya juga harus terusir dari surga gara-gara memakan buah kuldi. Segampang itukah masalahnya sehingga mereka berdu harus terlempar kebumi dengan  menanggung derita yang tiada tara.

Saya kira ini adalah cerita dan pertanyaan klasik yang terus menggelitik tatkala  manusia masih layak menjalankan kehidupannya dikolong jagad ini. Pertanyaan-pertanyan yang begitu menggelisahkan terkadang menggelantung disaat kita merenung diujung waktu selesai beraktifitas. Salah satu yang sempat mengganjal adalah tentang jalinan hubungan cinta  yang sudah kita bangun di tengah-tengah keluarga kita sendiri.

Hal tersebut tidak jauh  beda dengan proses hidup yang saya alami. Sudah hampir sepuluh tahun lebih saya menjalani hidup layaknya kebanyakan orang yang mempunyai status keluarga. Sebuah usia yang boleh dibilang cukup untuk mematangkan pondasi yang seharusnya kukuh dan kuat. Pondasi sebagai pijakan untuk membangun cita-cita yang pernah diimpikan sebelumnya ketika dua sejoli menjalin janji suci nan agung dalam mahligai pernikahan.

Dalam poroses menjalani hidup dan kehidupan bersama keluarga tentunya hampir semua orang punya kisah pahit- getir, jatuh bangun bahkan sampai cucuran keringat dan air mata yang mengalir tak terasa.

Namun dari sekian banyak keluarga dipastikan menggunakan rumus dan resep sendiri-sendiri untuk diterapkan sebagai haluan dan rujukan dalam menjalankan aktifitas keluarga.

Cinta dan kasih sayang tidak cukup hanya" dirayakan".

Hak setiap orang untuk mengapresiasikan setiap momentum penting yang datang dalam kehidupannya. Seperti halnya apa yang dikatakan orang sebagai hari valentine day's. Satu trend baru dalam khasanah tradisi kita. Dikarenakan awalnya peringatan hari kasih sayang adalah sesuatu yang janggal dan aneh. Istilah yang memang belum akrab dikenal dalam memori orang Indonesia. Apalagi  mereka yang hidup dalam alam pedesaan,paling banter yang mereka tahu hanyalah sebatas hari ulang tahun dengan dirayakan pakai kue tart, lilin lantas ditiup. Setelah itu nyanyi-nyanyi selesai.

Seiring waktu dan maraknya informasi serta gencarnya budaya pop masuk dalam memori baru anak-anak muda, trend  baru itu kemudian menjadi keharusan dikalangan mereka.

Namun itu semua tidak lebih dari sebuah perayaan yang nampak meriah dan heboh pada saat jatuh tanggal diperingatinya hari tersebut.Tapi juga tidak ada salahnya hari tersebut kita jadikan momentum berharga untuk merenungkan dan merefleksikan perjalanan cinta dalam keluarga.

Bagi kami setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan hingga berganti tahun adalah rangkaian waktu yang senantiasa dilambari dengan balutan kasih sayang. Cinta itu selalu ada dan hadir biarpun tidak diucapkan dan selalu diverbalkan. Detak jantung dan desiran suara kalbu yang menggelora senantiasa memacu dan memicu hubungan dan interaksi alamiah kita berdua. Nampaklah bahwa intensitas batiniah tersebut tercermin dalam "kehangatan keluarga" yang nantinya akan  tercipta dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun