Peluang Anies/Sandi untuk memenangkan Pilkada DKI sangat besar. Secara matematika, suara Anies/Sandi di putaran ke 2 adalah gabungan Suara Anies dan AHY di putaran pertama.Â
Mengapa demikian:
Di Survei sruvei awal dan pertengahan, suara AHY mencapai 37%, setelah di bully dengan sistematis, puncaknya oleh Antasari Ashar satu hari menjelang Pilkada, Suara AHY drop menjadi hanya 17%. Penurunan dari 37% menjadi 17% (turun 55%) menunjukkan bahwa pemilih AHY di putaran 1 Pilkada merupakan suara militan yang sulit bergeser. Melihat cara kubu Ahok menyerang AHY dan SBY, kecil kemungkinan para pemilih AHY untuk swing ke ahok di putaran ke 2. Jadi 90% Suara AHY di putaran pertama akan migrasi ke kubu Anies.
Jadi kemenangan Anies/Sandi hanya menunggu bell saja.
Jika Anies/Sandi dinyatakan KALAH
Ini akan menjadi pertanyaan besar bagi publik, sekaligus menciptakan sentimen negatif pada penguasa. Orang akan mengorek - orek masa lalu dimana tersangka tidak ditahan, sementara panitia Aksi Damai di kriminalisasi dengan tuduhan pencucian uang dan makar. Tuduhan bodoh, dimana mana kegiatan itu membutuhkan akomodasi, akomodasi memerlukan dana.Â
Toh dana itu dari urunan peserta aksi dan simpatisannya, bukan ambil dari APBN atau fasilitas negara, seperti halnya Makan siang jokowi dengan tim bully nya di istana, atau Jambore Mahasiswa yang di hadiri orang2 istana yang berujung pada demo brutal di daerah pemukiman SBY.