Mohon tunggu...
Rahmat Setiawan
Rahmat Setiawan Mohon Tunggu... -

demokrasisejuk.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Independen Menjadi Pahlawan dan Parpol Dicap Antagonis

13 Mei 2016   10:33 Diperbarui: 13 Mei 2016   11:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya sedikit tergelitik, banyak sekali penggiringan opini yang menunjukkan seolah olah calon yang maju melalui independen seakan akan malaikat yang turun dari khayangan, begitu sempurna dan tanpa cela. Sebaliknya, para calon yang diusung oleh partai bagaikan iblis yang selalu melakukan kesalahan apapun perbuatannya.

Saya tidak akan menyebut nama perorangan, karena saya tidak mau menyerang personal, namun untuk mempersempit topik bahasan, yang saya bahas ini terkait dengan pilgub DKI 2017 mendatang.  Kenapa Jakarta? mohon maaf untuk daerah lain, karena saya tinggal di Jakarta dan kurang tahu situasi politik diluar Jakarta, selain itu domisili saya di Jakarta maka saya hanya bisa membahas kondisi politik di Jakarta saja. Selain itu, isu pilgub DKI merupakan isu nasional, yang mana menjadi sorotan publik seluruh Indonesia.

Memang, untuk calon via independen ini integritasnya tidak diragukan lagi. Sikapnya yang tegas, bahkan cenderung keras dan tidak neko-neko telah memikat banyak warga Jakarta dan banyak yang menjadikannya pemimpin ideal. Sayangnya, hal ini membuat warga Jakarta menjadi lebih tertutup menerima masukan dan kritikan kritikan yang kerap dilontarkan. Seakan akan, semua yang dilakukan pemimpin tersebut benar dan siapa yang kontra akan dicap buruk - dalam hal ini, partai politik.

Saya paham, mengapa rakyat membenci parpol. Banyak sekali pemberitaan miring seputar oknum parpol, dan yang paling populer adalah banyaknya anggota parpol yang terlibat kasus korupsi. Jadi kondisinya jelas, rakyat yang sudah muak dengan kelakuan oknum parpol menaruh harapannya kepada pahlawan independen yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Namun timbul satu permasalahan, yang menurut saya sangat fatal, rakyat menjadi dibutakan oleh subjektifitas. Seperti yang saya bahas sebelumnya, seakan akan yang dilakukan pemimpin itu selalu benar dan seakan akan yang dilakukan "yang kontra dengan independen" buruk.

Poinnya adalah, saya tidak ada niat sama sekali menjelek-jelekkan independen, saya hanya memberikan perspektif lain, jangan sampai kita menjadi tidak kritis akan suatu informasi karena dibutakan oleh subjektifitas. Tidak selamanya yang independen itu benar karena ia merupakan manusia yang bisa juga salah, dan tidak selamanya yang dari parpol buruk. Buktinya, banyak juga kok pemimpin dari parpol yang bersih, ridwan kamil, bu risma merupakan contoh nyata keberhasilan partai mencetak pemimpin yang berkualitas, bahkan yang dari independen tersebut dulunya juga anggota partai bukan? hehe

Salam Demokrasi Sejuk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun