Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontradiksi Hasil Ijtima Ulama dan Latar Belakang Keluarga Prabowo

30 Desember 2018   00:07 Diperbarui: 30 Desember 2018   00:37 2737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Prabowo/prabowosubiyanto08.blogspot.com

"Kalian teriak paling keras ingin tegakkan syariat agama dan membela agama di negara mayoritas Islam. Tapi, hasil capres ijtima kalian justru tidak bisa ngaji, tidak bisa jadi imam sholat, tidak bisa wudhu, tidak bisa sholawatan dan tidak paham tentang Islam." @Yusuf_dumdum 

Melihat geramnya cuitan salah satu aktivis medsos tersebut mungkin saja terlihat wajar. Pasalnya bisa jadi hanya segelintir orang saja yang tahu bahwa keluarga besar Prabowo Subianto itu Non-Muslim. Mereka merayakan Natal pada tanggal 25 Desember 2018 lalu dan juga dihadiri oleh Prabowo.

Meme dan gambar tentang Prabowo yang merayakan Natal pun langsung viral, Bahkan satu satu gambar di mana Prabowo menyalakan lilin di sebuah gereja. Dari penelusuran percakapan di media sosial bahwa orang yang menyalakan lilin adalah orang yang punya jasa besar, pernah memberikan dana besar untuk sumbangan gereja.

Tak salah jika mereka memeluk agama Kristen di bumi pertiwi yang mayoritas beragama Islam. Toh, semua agama di Indonesia sudah sejak lama bisa hidup berdampingan, berasal berbagai etnis dan suku bangsa.

Tapi, belakangan ini memang diliputi dengan ujaran-ujaran kebencian yang dikobarkan HTI untuk memecah belah bangsa. Ujaran tersebut tak lain adalah saling menyudutkan dan juga menguatkan ego sentral serta kelompoknya sendiri.

Makanya tak heran jika Ahok bisa ditumbangkan dengan sentimen SARA. Konflik sektarian ini memang perlu dicegah agar negara ini tak hancur dan porak poranda. Beruntung HTI bisa segera dibubarkan. Kalau tidak, banyak yang memprediksi bahwa Indonesia akan di Suriahkan oleh kelompok radikal yang kebelet ingin mendirikan Negara Islam di Nusantara.

Berbagai cara dilakukan termasuk dengan mendompleng aksi 212. Gerakan umat yang memiliki motif tersembunyi. Namun, kini akhirnya misteri dibalik kabut aksi 212 akhirnya terbongkar juga. Tak lain adalah politik semata.

Faktanya justru didapat dari hasil Ijtima Ulama 2 yang merekomendasikan Prabowo Subianto. Jelas, hasil Ijtima Ulama ini jadi bahan perundungan karena tidak sejalan dengan cita-cita awal memilih pemimpin yang Islami. Bagaimana mau memilih yang Islami kalau baca Al-Quran saja tidak bisa?

Kubu Prabowo yang dimotori Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat seperti menepuk air didulang terciprat muka sendiri.

Utamanya ya siapa lagi kalau bukan Pentolan HTI di tubuh PKS dan PAN. Dulu mereka menginginakan sosok pemimpin yang islami, tegas, dan mengayomi.

Ya, mungkin sosok itu ada dalam diri Anies Baswedan, tapi ternyata Anies tak jadi menghadapi Jokowi. Kalkulasi dan perhitungan pun bahwa Anies masih bisa maju di tahun 2024 nanti, itupun kalau tidak dijegal oleh Sandiaga dan AHY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun