Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Transformasi Lini Belakang ala Timnas Indonesia

11 September 2024   17:38 Diperbarui: 11 September 2024   17:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi kiper Timnas Indonesia Maarten Vincent Paes saat melawan Timnas Australia pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024) | (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK)

Babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia telah menuntaskan dua pertandingan perdana di jeda internasional FIFA bulan September 2024. Dari sekian banyak kejutan yang muncul, Timnas Indonesia menjadi salah satu tim yang mampu membuat kejutan paling besar.

Meski secara peringkat FIFA menjadi salah satu tim nonunggulan, dan di atas kertas terlihat seperti "pelanduk di antara gajah", catatan hasil imbang 1-1 atas Arab Saudi dan 0-0 atas Australia mampu membalik berbagai keraguan.

Tim yang menjadi wakil tunggal Asia Tenggara ini terlihat berbeda, karena punya pemain yang mampu menjadi pembeda. Salah satunya Maarten Vincent Paes, yang sejatinya baru mencatat debut di partai melawan Arab Saudi.

Untuk ukuran pemain debutan, performa kiper FC Dallas ini memang luar biasa. Penempatan posisinya selalu pas, sesuai cara baca namanya. Ketenangan dan refleksnya juga istimewa.

Di luar atribut klasik khas kiper itu, Paes juga cukup nyaman dengan bola di kakinya. Sebuah atribut lengkap yang memberi tim rasa aman di lini belakang.

Tak heran, lini belakang Timnas Indonesia tampak lebih solid, dan Paes dua kali dinobatkan menjadi pemain terbaik alias Man of The Match di laga melawan Arab Saudi dan Australia. Performa ini jelas istimewa, karena tim yang dihadapi adalah tim papan atas Asia.

Dengan standar performa yang dihadirkan, kiper kelahiran tahun 1998 ini mampu meng-upgrade kualitas kiper tim asuhan Shin Tae-yong secara signifikan. 

Bukan berarti Ernando Ari atau Nadeo Argawinata jelek, tapi Maarten Paes ada di level lain. Pengalaman bermain di Eredivisie Belanda dan MLS terbukti telah menciptakan standar yang sangat berbeda dari Liga Indonesia. 

Untuk ukuran Asia, sangat jarang ada kiper tim nonunggulan yang menjadi pemain terbaik, saat menghadapi tim raksasa secara beruntun, dan Paes adalah satu dari contoh langka itu.

Level kualitas ini menjadi kepingan puzzle yang melengkapi kehadiran Jay Idzes di pos bek tengah. Dengan kemampuan bek Venezia (Italia) itu mengatur pertahanan, ditambah kemampuan istimewa Paes, Tim Merah Putih seperti punya pertahanan berlapis yang layak untuk dilihat sebagai satu kekuatan tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun