Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Uak Haji, Sosok yang Setia Membangunkan Warga saat Sahur

5 Juni 2018   11:27 Diperbarui: 5 Juni 2018   11:46 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (geotimes.co.id)

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar sekitar tahun 1990, saya masih ingat sekali bagaimana suasana sahur di kampung halaman di Bandung Utara. Namanya di kampung, saat itu suasana subuh dini hari benar-benar sepi. Bahkan kadang-kadang setiap pagi masih diselimuti oleh kabut tebal dengan udara yang menusuk-nusuk kulit.

Namanya di kampung, tidak ada pemuda yang rajin keliling kampung dengan membawa obor sambil membangunkan sahur seperti di kampung lainnya. Tak mungkin dilakukan, karena medan jalan di kampung sangat terjal, berkelok-kelok dan minim penerangan. Belum lagi banyak sekali hutan bambu yang menambah suasana kampung makin mencekam saat gelap.

Baca "Sahur on The Road" Berujung Tawuran, Siapa yang Diuntungkan?

Jadi, jangan bayangkan seperti di Jakarta masa kini. Anak-anak tanggung naik mobil pick up dengan membawa bedug sambil berteriak-teriak, berdendang dan memukul-mukul aneka perkusi untuk membangunkan orang sahur selama Ramadan.

Di kampung kami saat itu tidak seperti itu. Namun, salah satu yang memang masih membekas di dalam ingatan saya adalah sosok tokoh masyarakat yang selalu rajin bangun dini hari mengingatkan untuk sahur berkali-kali.

Namanya adalah H. Rukmaya atau populer dipanggil dengan uak Haji. Uak Haji termasuk orang yang paling konsisten setiap tahun membangunkan seisi kampung dengan menggunakan toa dari rumahnya.

Iya, dia memasang sendiri toa di rumahnya demi membangungkan masyarakat satu kampung. Kebetulan uak Haji juga seorang DKM masjid yang sangat rajin salat berjamaah.

Kadang-kadang sekali waktu, utamanya saat liburan, uak Haji seringkali memborong semua tugas mabut masjid sampai menjadi imam. Tak jarang juga sekaligus makmum. Kampung kami memang unik hehehe.

"Sahuuurrrr...Sahuurrrrr..Sahuuurrrr"

Begitulah jika uak Haji sudah beraksi membangunkan warga melalui pengeras suara. Di saat kami belum memiliki televisi yang kadang dijadikan pengingat waktu imsak dan waktu salat subuh, uak Haji menjadi pahlawan bagi kampung kami.

Baca Kisah Kue Nastar yang Habis Sebelum Lebaran Tiba

Uak Haji memiliki sebuah toa yang lengkap dengan sirine seperti sirine sebuah mobil pemadam kebakaran. Pasti tau kan toa kecil yang ada sirinenya yang biasa digunakan oleh petugas pemandu ibadah haji? Jika sirine itu sudah dibunyikan, rasanya seperti mendengar tiupan sangkakala. Artinya memang sudah memasuki waktu imsak.

"Ngiiiiiuuuuunnnnnggg.....Ngiiiiiuuuuunnnnnggg....Ngiiiiiuuuuunnnnnggg"

Terus terang, keluarga saya dan tentunya warga kampung merasa terbantu dengan kebiasan uak Haji. Dan itu dilakukan secara konsisten selama hidupnya sampai wafat. Buat saya, uak Haji adalah pahlawan bagi kampung kami.

Setelah uak Haji wafat, tak ada lagi yang melanjutkan kebiasaan. Suasana sahur menjadi sunyi dan senyap. Hanya ada suara sayup-sayup tilawah Al-Quran dari toa masjid terdengar dari kejauhan.

Baca Es Cao, Minuman Khas Semarang yang Menyegarkan

Kampung kami memang damai dan tenang selama uak Haji masih ada. Sosoknya sangat dihormati oleh semua warga di kampung. Bahkan uak Haji juga termasuk ustaz yang aktif mengisi pengajian setiap bada Jumat membina ibu-ibu di kampung.

Kini, setelah puluhan tahun berlalu. Suara uak Haji kadang-kadang masih terngiang-ngiang di telinga saat bulan Ramadan. Ingat jasa-jasa uak Haji yang selalu membangunkan kami untuk sahur dan mengingatkan kami untuk berhenti makan saat memasuki waktu Imsak.

Dzulfikar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun