Mohon tunggu...
Odilia Fenta
Odilia Fenta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kehadiran Media Baru

29 Agustus 2017   23:55 Diperbarui: 30 Agustus 2017   00:28 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kata 'new' sendiri diartikan dalam definisi formal oleh sebagian besar orang sebagai  sesuatu yang inklusif dan sangat teknis sekali, seperti digital ataupun media elektronik, ataupun sebagai satu paket antara mesin dan pelatihan, seperti Computer Mediated Communication (CMC). Padahal, banyak media digital baru yang merupakan hasil pengolahan ulang dan perluasan dari media analog kuno.

Media baru memiliki beragam jenis, baik genre dan bentuk tekstualya; cara baru dalam  merepresentasikan dunia; hubungan baru antara pengguna dan konsumen dengan teknologi media itu sendiri; pengalaman baru dalam hubungan antara identitas dan komunitas dimana perubahan pengalaman sosial dan personal diimplikasikan dalam bagaimana kita berpengalaman bersama diri kita sendiri dan ligkungan sekitar; konsep baru mengenai perbedaan antara yang alamiah dan yang artifisal, alam dan teknologi, dan yang nyata dan virtual; serta pola baru dari organisasi dan produksi (budaya media tersebut, industri, kepemilikan, kontrol, dan regulasi).

Sebagai sebuah media, 'New Media' ini  tentu memiliki karakteristik

Media baru memiliki beberapa karakteristik, yakni digital interaktif, hipertekstual, jaringan, maya, dan simulasi.

1.Digital. Dalam ranah digital, semua diproses menggunakan mesin yang digerakkan oleh sistem informasi dengan kode atau nomor yang dibuat oleh manusia. Cahaya dan suara dikodekan ke dalam suatu sistem hingga membentuk suatu media komunikasi dan representasi. Contohnya, foto analog berubah menjadi foto digital. Kode atau nomor yang dibuat oleh manusia ini disimpan dalam memori digital sebagai databasenya.

2.Interaktif. Hal ini merupakan kunci jika membahas karakteristik media baru. Ketika media lama hanya menyediakan konsumsi pasif, sedangkan media baru jauh lebih interaktif. Media lama memang telah sedikit menyediakan sarana interaksi dengan konsumen, seperti telepon interaktif di radio ataupun beberapa program-program televisi. Berbeda dengan media baru dimana teknologinya sudah jauh lebih canggih dan juga sudah tersentuh oleh media siber. Internet tentu mampu mendukung interaksi menjadi lebih interaktif. Orang yang berada di jarak geografis pun tetap dapat berinteraksi dua arah hanya dengan internet.

3.Hipertekstual. Media baru difungsikan sebagai database yang menyimpan informasi-informasi yang hanya ada di media lama. Jadi, ketika konsumen ingin mengakses info-info tersebut, dapat mengaksesnya di media baru dengan kemasan yang sudah disesuaikan dengan tampilan media baru itu sendiri. Dengan begitu, beragam informasi yang hanya ada di media lama ersebut tidak hilang begitu saja.

4.Jaringan. Internet termasuk ke dalam bagian media baru. Agar bisa mengakses internet untuk memperoleh ragam informasi dan memanfaatkan fungsinya, dibutuhkan serangkaian jaraingan yang saling berhubungan dan menguatkan satu sama lain agar internet dapat dijalankan. World Wide Web (WWW)  merupakan contoh jaringan yang paling terkenal saat ini. Di samping itu, adapula website perusahaan, website edukasi, website pejabat, MPORPGs, 'persistent worlds', Situs Media Sosial, blog networks, Forum Online, dan masih banyak lagi. Jaringan-jaringan ini mengelompokkan jenis data atau informasi yang ada di media baru.

5.Virtual. Teknologi yang termasuk dalam media baru, menghasilkan virtualitas. Hal ini membuat identitas individu atau kelompok yang menggunakan media baru menjadi kurag jelas dan kurang dapat dipercaya. Maka, dampak karakteristik satu ini sebenarnya menjadi kelemahan dari media baru. Penyebaran informasi di media baru, khususnya internet sangatlah mudah dan tak terbatas. Jika penjagaan dari gatekeepers lemah, maka informasi akan meluas secara bebas dan tak terkontrol.

6.Simulasi. Informasi dalam media baru yang sangat mudah diperoleh oleh setiap orang mengakibatkan banyaknya fenomena peniruan. Media baru menirukan beberapa dari media lama yang masih bisa diangkat ke media baru itu sendiri. Peniruan disini lebih kepada konsumsi konten media baru oleh khalayak dan ditiru ke dalam kehidupan nyatanya.

Sumber : 

Lister, Martin, dkk. 2009. New Media: a critical introduction, 2nd Edition. London & New York: Routledge Taylor & Francis Group

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun