Imbasnya, seluruh industry pariwisata dan turunannya terancam bangkrut, bahkan sudah ada yang mem-PHK karyawannya. Tidak hanya Hotel, tapi juga Losmen, Guest house, travel agen, caf, dan restoran yang tergabung dalam beberapa paguyuban. Mereka dirumahkan sementara untuk menghindari penyebaran Pandemi COVID-19.
Efek karantina wilayah
Karantina wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan secara sadar oleh sekelompok warga dimulai dari tingkat RT, RW, Dukuh, hingga kepala desa. Masyarakat bergotong royong satu sama lain untuk menutup gang-gang mereka dengan bermacam tulisan tentang lockdown, serta tamu wajib lapor, terutama dari luar DIY.
Ternyata, kebijakan karantina wilayah dengan menutup gang berpengaruh besar terhadap wisatawan luar negeri dan dalam negeri. Sebagai gambaran untuk penurunan jumlah wisatawan dari luar negeri pada awalny lebih dari 50 persen, sedangkan dalam negeri lebih dari 30 persen pada awalnya. Namun saat ini persentase tersebut lebih dari yang diperkirakan.
Data berbagai sumber menunjukkan bahwa sekitar 3.5 juta orang datang ke DIY pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, sekitar 400 ribu orang wisatawan berasal dari luar negeri. Jumlah tersebut tidak tercapai di tahun ini, akan tetapi masih ada peluang bahwa akses wisata domestik dapat dijadikan ujung tombak peningkatan wisata di DIY. Meskipun banyak dari wisatawan banyak yang cancel dan re-schedule, pun jumlah nya tidak terlalu banyak.
Sebagai penutup, pemerintah yang saat ini sedang focus penanganan pandemi COVID-19 diharapkan dapat memikirkan sektor pariwisata yang menjadi sumber mata pencaharian warga di DIY. Sembari menekan dan mengendalikan pandemic COVID-19, juga memikirkan nasib mereka yang saat ini tidak memiliki pekerjaan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
From Jogja with love. Kenapa special edition?, karena aksi ini unik dan inovasi pertama di dunia, dan juga belum tahu kapan akan berakhirnya.
Salam sehat dan cinta dari Yogya untuk Indonesia!
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3 4 5
