Mohon tunggu...
Fantasi
Fantasi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Mikro

" When we are born we cry that we are come to this great stage of fools. " - William Shakespeare -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sebatang Lilin dalam Lukisan yang Membakar Sebuah Negeri (Untuk Pak Ahok)

11 Mei 2017   08:32 Diperbarui: 11 Mei 2017   09:29 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image courtesy of https://pixabay.com/id/lilin-nyala-lilin-candlestick-1285146/

Pelukis itu menatap ke jajaran seribu pulau
Mengambil kanvas hitam,  menggambar sebatang lilin kecil
Dan menorehkan warna merah terang pada sumbunya

Lukisan itu terpajang menyempil di balai kota
Seorang sirik datang mengerat gambar lilin dan sumbunya
Dan menempelkannya di kanvas raksasa berwarna hijau  

Kanvas baru itu ditegakkan di tengah alun-alun
Disemaraki oleh bunyi-bunyian dan nyanyi-nyanyian
Sumbu lilin berpendar merah di bawah cahaya purnama  

Lalu tersiarlah gunjing tentang dewa asing bermata merah
Yang memandang rendah pada dewa tempatan
Terhasut oleh bualan, orang-orang memburu pelukis lilin 

Kerumunan manusia berjubah putih memadati alun-alun
Merubung lukisan, menyeru ke langit dan meneriakkan hujatan,
"Laknatlah dia yang menista kaum kami!"

Baliho itu dirubuhkan dan seseorang diam-diam menyalakan geretan
Menyulut kanvas pada gambar sumbu lilin, membiarkan api memarak
Membakar alun-alun, membakar kota dan membakar negeri

Demikianlah dikisahkan dalam Kitab 234 Pasal 9
Tentang seorang pelukis yang dibui di tangsi bhayangkara
Atas tuduhan yang mengada-ada
Atas bencana luar biasa yang entah ulah siapa

Menjadi pelajaran bagi kita semua
Tentang risiko melukis lilin di atas kanvas hitam
Karena kegelapan tak menyukai pernah terang
Kegelapan akan bersekutu dengan kegelapan untuk melenyapkan terang

Tapi, jangan pernah berhenti mengekspresikan imajinasi luhurmu
Hidup hanya berarti jika kebenaran dari dalam dirimu mengalir ke kanvas hidupmu
Bahkan jika kegelapan itu mencoba mengungkungmu di pojok sel sempit
Cahayamu akan terus menyinari orang-orang yang berpikiran luas di luar sana

Bukankah hidup hanya sekali, sudah itu mati ? *)
Bukankah mati adalah keuntungan bagi mereka yang setia  ? **)

Referensi : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun