Mohon tunggu...
M Faiz Rizqi
M Faiz Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sexy Killers: Menguak Sisi Gelap dari Terangnya Sebuah Negeri

29 April 2019   11:16 Diperbarui: 30 April 2019   13:27 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tahun 2018 lalu dicanangkan Pembangunan PLTU terbesar se-Asia Tenggara di Batang, Jawa Tengah, yang proses pembebasan lahannya masih bermasalah. Sengketa lahan terjadi antara petani yang lahannya dipagari rapat oleh Pemerintah, sementara tanah mereka belum dijual kepada Pemerintah. 

PLTU ini dibangun dengan kapasitas 2000 watt dengan konsumsi batu bara 600 ribu ton atau 2 sampai 3 tongkang per hari. Bahkan, 2 warga yang menolak menjual tanahnya mengalami kriminalisasi dengan delik telah melakukan kekerasan dan dipenjara selama tujuh bulan sesuai keputusan Mahkamah Agung.

Di PLTU Panau di Palu dampak yang dihasilkan sangat serius, tercatat terdapat 8 warga Panau yang meninggal karena terdampak polusi udara yang dihasilkan dari proses pengolahan batu bara. Warga menderita alergi debu dan sakit paru-paru. Salah satu warga bernama Novi memutuskan untuk menjalani pengobatan ke Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. 

Novi sudah menjalani pengobatan selama 8 bulan dan 9 kali kemoterapi. Di Cirebon, PLTU juga bersinggungan dengan petani garam karena laut diuruk dijadikan jeti. Lalu di Buleleng, Bali, PLTU Bali dimiliki oleh  perusahaan konsorsium Cina dan Indonesia dengan dana bantuan dari Bank Cina. 

Para nelayan tidak bisa menangkap ikan dengan maksimal karena banyak lalu lalang kapal tongkang pengangkut batabara.Menurut penelitian dari Harvard University dan Greenpeace menyatakan bahwa batu bara di Indonesia menelan korban 6500 jiwa setiap tahun atau 17 kematian setiap hari. Lalu sebenarnya siapa sajakah pemilik saham Batu Bara di negeri ini?

 Perusahaan Swasta yang mengelola tambang batu bara dan PLTU dimiliki oleh para elite politik negeri ini. Dari kubu Jokowi -- Ma'ruf Amin, terdapat nama yang terkait langsung dengan bisnis tambang dan energi yaitu, Luhut Binsar Pandjaitan, Fachrul Razi, dan Suadi Marasambessy. Mereka tergabung dalam tim Bravo 5. 

Selain mereka ada nama lain seperti Hary Tanoesoedibjo, Surya Paloh, Sakti Wahyu Trenggono, Jusuf Kalla, Andi Syamsuddin Arsyad, dan Oesman Sapta Oedang.Dan ternyata ada Gibran Rakabumi, yaitu putra sulung Jokowi, pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris PT. Rakabu Sejahtera yang sekarang digantikan oleh adiknya yaitu Kaesang. 

Saham perusahaan mebel ini tidak hanya dimiliki oleh keluarga Jokowi namun saham juga dimiliki oleh TKN Jokowi sekaligus Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dengan perusahaannya, yaitu Toba Sejahtera, induk dari Toba Bara yang memiliki tambang batubara dan PLTU yang baru saja membeli saham Sandiaga Uno (PLTU Paiton). 

Sedangkan, dari kubu Prabowo -- Sandiaga Uno, Prabowo dan Sandiaga Uno sendiri merupakan pemain lama sektor tambang dan energi. Ada juga Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, Maher Al Gadrie, Hashim Djojohadikusumo, Sudirman Said, Ferry Mursydan Baldan dan Zulkifli Hasan.

Di sini, jelaslah bahwa permasalahan yang timbul ini tidak terlepas dari elite -- elite politik negeri kita sendiri.Film Sexy Killers yang diunggah ke YouTube beberapa hari sebelum pesta demokrasi Indonesia berlangsung ini tidak semata -- mata untuk menjadi "Provokator" supaya rakyat Indonesia mengubah pilihannya terhadap calon presiden lain atau bahkan, memutuskan untuk tidak memilih atau tidak menggunakan hak suaranya pada 17 April 2019 yang lalu. 

Terlepas dari itu semua, Sexy Killers ini merupakan bentuk aspirasi masyarakat terhadap keberadaan pertambangan batu bara dan PLTU yang sangat merugikan masyarakat di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun