Mohon tunggu...
Cahya Triastarka
Cahya Triastarka Mohon Tunggu... profesional -

Seneng dunia anak dan hobi corat-coret hal yang (menurutku) positif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salut Buat Teman Guru Honorer

12 September 2017   13:52 Diperbarui: 12 September 2017   18:14 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salut Buat Teman Guru Honorer

Honor itu dinilai tidak layak karena tugas guru sangat penting untuk mendidik generasi bangsa. "Kondisi ini sangat memprihatinkan. Bagaimana pendidikan mau maju, kalau honornya saja segitu (Rp 250 ribu perbulan),"kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Agus Salim, kemarin.

Itulah yang kubaca dari (Radar Tegal.Com, Maret 2017), saat aku istirahat karena kebetulan tidak mengajar. Yah.. aku memang suka membaca media massa baik cetak maupun on line, sebab selain mengisi waktu tentu juga menambah wawasan tentang hal- hal baru.

Pertama membaca berita tersebut sungguh merasa iba atau ngeriterhadap pendapatan rekan guru honorer, sebab Rp 250.000,00 perbulan itu dapat apa jika kita belanjakan. Buat perlengkapan mandi dan kebutuhan bulanan tentunya tidak cukup. Namun di sisi lain saya berpikir kok ya ribuan guru honorer rela menjadi guru honorer. Apa dengan harapan adanya pengangkatan jika sudah mengabdi sekian puluh tahun? Yah... saya tak mengerti sebab masing-masing punya dasar yang logis dan dapat mereka pertanggungjawabkan.

Sungguh luar biasa semangat beliau- beliau, sebab jika saya harus menjalani itu perlu ribuan kali berpikir sebab menjadi guru dengan tingkat tugas yang super banyak dan rumit tidak sesuai dengan penghargaan dari sekolah / pemerintah. Perhatian yang sungguh minim dan tidak nguwongke sebab untuk makan saja bisa kembang kempis. Walaupun mungkin beliau-beliau mengajar tempat lain ataupun usaha lain untuk menambah pemasukan sehari-hari.

Seperti pengalaman saya sebagai guru swasta dengan golongan III C, dengan keperluan hidup bersama anak dan istri, tanggungan PDAM, listrik, KPR ( Kredit Perumahan), dan biaya ini itu sungguh pas-pasan. Tapi semua kembali kepada niat dan usaha sebab walaupun demikian saya masih bisa " hidup" dan melakukan aktivitas layaknya orang lain termasuk touring dengan mobil tua (hehehehe maklum belum mampu beli yang baru)

Semua kembali ke diri sendiri, walaupun honorer ataupun guru swasta yang sudah tetap asalkan menikmati dan merasa bahwa jiwanya mampu bahagia tidak ada salahnya. Manusia berusaha dan Tuhanlah yang menentukan. Yah... semoga pemerintah pusat dalam hal ini Bapak Presiden Jokowi tercinta bisa lebih melihat ke bawah untuk teman-teman guru honorer dengan memberikan gaji yang sesuai UMR daerah masing-masing karena tugasnya juga berat loh. Ataupun mau mengangkat menjadi pegawai negeri sipil dengan syarat dan ketentuan khusus, saya pun ikut bahagia. Salam mengajar dan tetap semangat.

Cahya Tri Astarka, S.Pd

Salatiga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun