Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kereta Sudah Lewat

23 September 2012   18:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:51 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348423436752457315

Jika kekasih masa laludatang padamu, setelah engkaumenikah dan menyatakan perasaannya padamu bahwa ia sangat mencintaimu. Maka lupakanlah.

Jika ia berkata, bahwa dulu ia terlambat datang kepada orang tuamu karena ia belum siap mengambilmu menjadi istrinya tanpa komitmen apa pun. Maka abaikanlah.

Kereta sudah lewat.....

Saya teringat sebuah cerita kegalauan seorang teman, ketika kekasih masa lalunya hadir kembali dalam kehidupannya. Keduanya telah menikah. Pertemuan diantara mereka sangat klasik, melalui reuni teman-teman SMA. Akhirnya, kisah itu tersambung kembali tanpa sepengetahuan pasangan masing-masing. Semakin intens mereka berbagi pikiran dan perasaan dengan berbagai cara, melalui chatting, telefon, pertemuan diam-diam, dan lainnya. Pertemuan-pertemuan ini membuat pikiran mereka semakin tidak menentu. Ada perasaan bersalah yang sangat luar biasa menikam perasaan hati teman saya. Situasi ini tak pernah ia rencanakan. Bagaimana pun, dan dalam keadaan apapun, ia ingin menjadi istri yang sangat setia untuk suaminya. Sekali pun suaminya bukan sosok yang sempurna, tetapi mereka sudah hidup bersama belasan tahun lamanya.Ia merasa gelap mata, akal serasa mati, dan otak pun serasa tumpul. Tetapi, mengapa sang mantan seakanmemiliki daya magnet yang luar biasa untuk mengobrak-abrik perasaannya untuk hanyut padakisah-kisah lama.

Ia mulai membandingkan antara suaminya dengan mantan kekasih, dan ia merasa lebih banyak kelebihan-kelebihan kekasih masa lalunya dibanding dengan suaminya. Perasaan itu semakin hanyut tatkala ia berkata bahwa ia masih mencintainya, dan ia begitu menyesali membiarkannya menikah dengan suaminya.

Merenung

Saya merenung mendengarkan kisahini. Sekali pun saya tidak setuju dengan tindakan-tindakannya, tetapi hal seperti ini dapat menimpa siapa saja, termasuk saya sendiri. Seandainya itu terjadi pada saya,apa yang akan saya lakukan ?

Pertama, saya akan ingat kepada anak-anak. Dalam setiap drama perselingkuhan yang akan menjadi korban utama adalah anak-anak. Tak terbayang, alangkah pedihnya hati anak-anak karena merasa dikhianati, perasaan malu yang tiada terkira mendapati ibu atau ayahnya bukanlah orang yang setia pada keluarga. Untuk setiap perasaan yang dikhianati akan adakemarahan dan dendam dihati anak-anak. Saya akan begitu khawatir, ketika suatu saat kelak dihari tua, ketika tubuh ini sudah lemah, sakit-sakitan dan tak berdaya terjadi pembiaran dari anak-anak. Disamping itu, perselingkuhan akanmeninggalkan contohburuk dantragedi bagi perkembangan psikis anak-anak.

Kedua, saya akan ingat kepada suami. Bahwa, ketika kekasih lama yang katanya sangat mencintai itu tak pernah datang untuk meminang dan memberi kepastian. Hanya dia yang menjadi suami saya yang berani datang memberi kepastian dan mengambil tanggung jawab dan mengambil seluruh beban itu di pundaknya. Ketika saya menemukan kekurangannya, yah..impas saja, karena saya pun bukan sosok yang sempurna. Banyaknya kekurangan yang ditemui membuat sama-sama belajar menyikapi dan menahan diri agar kekurangan itu tidak menjadi pertengkaran. Mungkin, saya akan lebih suka memilih mengalah dibandingkan bertengkar.Dalam rumah tangga, tak adayang kalah dan yang menang, karena rumah tangga bukan arena kompetisi suami-istri.

Ketiga, saya bertaruh kehormatan dihadapan keluarga dan masyarakat. Seorang peselingkuh biasanya menjadi bahan gunjingan dan cibiran masyarakat, dan saya tak sanggup menanggung hujatan-hujatan ini. Dan tentu agar telinga tak mendengar semua ini berarti sayabersembunyi misalnya ke hutan rimba Amazon sana bersama mantan kekasih. Dan setelah melalui rasa penasaran hidup bersama, saya percaya bahwa saya akan menemukan kekurangan-kekurangannya dia. Boleh jadi kekurangannya bahkan lebih parah dibandingkan dengan suami saya sebelumnya. Ketika ia sanggup mengkhianati istrinya, berarti iaakan sanggup pula mengkhianati saya. Dan diantarakami pasti akan selalu mewaspadai satu sama lain. Saya percaya, kerinduan kepada anak-anak akan jadi siksaan terberat dalam hidup saya. Dansayaakan merindukan keluarga lamakembali bersama suami sebelumnya dan anak-anak saya.Artinya, saya tak akan menemukan kebahagiaan dengan suami baru, dalam jangka panjang.

Keempat, saya takut pada Tuhan. Bagaimana saya harus mempertanggung jawabkan kelak di akhirat atas semua ini. Pernikahan disebut dalam Qur'an adalah perjanjian agung. Setiap pengingkaran atasperjanjian itu adalah pengkhianatan. Dan sayataksanggup berjalan kehadapan Tuhan mempertanggung jawabkannya.

Kereta Sudah Lewat

Akhirnya saya melihat, perselingkuhan itu benar-benar kebahagiaan yang  fatamorgana. Tak akan pernah diberkati sebuah pernikahan hasil dari perselingkuhan, karena mereka sama-sama telah mendzalimi anak-istri-suami masing-masing .

Benar, untuk apa merajut kembali kisah masa lalu. Kereta sudah lewat....

_______

Bandung, 23 September 2012

Sumber gambar : www2.oparana.com.br

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun