Malam jum'at keliwon, langit berbintang, bulan purnama. Mang Darman bersama tetangganya Si Oding berencana untuk mengobor belut (mencari belut) di sawah. Selain sebagai hobi, usaha mencari belut selain sebagai hobi, jika hasilnya banyak bisa menambal kekurangan menu makanan di rumah. Mereka berangkat ke sawah membawa obor, ember, dan gergaji yang digunakan untuk menebas belut yang licin.
Mang Darman: "Ding, kita pergi ke sawah sebelah mana? Mau ke sawah bojong atau sawah curug?"
Oding: "Mendingan ke sawah bojong kang, ke sawah curug mah banyak "jurig" (Dedemit)"
Mang Darman: "Ah kamu mah dasar penakut. Di sawah curug itu lebih banyak belutnya. Kalau ada jurig, serahkan aja ke akang, biar akang tebas pakai gergaji"
Oding: "Hiiiiih (Si Oding menggigil), Si akang ngomong teh jangan sompral atuh. Nanti mereka datang"
Sambil menyusuri jalan setapak mereka menuju ke sawah curug. Memang, di kala musim tanam padi sudah dimulai, belut suka keluar dari lubangnya di malam hari.
Mang Darman: "Ding, ayo turun ke sawah !, tuh lihat sudah ada satu belut menunggu untuk ditangkap"
Oding: "Bener Kang, mana gergaji?"
Si Oding langsung menebas mahluk yang meleor mirip belut. Tapi ketika dipegang ternyata itu bukan belut melainkan ular.
Oding: "Jadol !!! Bukan belut kang, ini mah ular"
Mang Darman: "Udah buang aja. Memang mirip belut euy!"