Mohon tunggu...
Endi FitriHerlianto
Endi FitriHerlianto Mohon Tunggu... Insinyur - Praktisi Telekomunikasi

Praktisi Telekomunikasi, Dosen

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Peran Strategis Satelit Telekomunikasi untuk Indonesia

24 November 2019   10:40 Diperbarui: 24 November 2019   10:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia, sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau pasti memerlukan satelit untuk jalur telekomunikasi antar pulau maupun ke pelosok pulau yang diistilahkan dengan 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Saat ini memang pemerintah dan operator telekomunikasi gencar membangun jaringan serat optic baik antar pulau maupun antar kota namun mengingat luasnya wilayah Indonesia, jaringan serat optic yang dibangun belum (dan tidak mungkin) dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dalam hal ini, peran satelit sangat diperlukan untuk dapat melayani daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan serat optic.

Belajar dari negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang walaupun pengembangan jaringan serat optic cukup masif dan seluruh wilayah dapat dijangkau oleh jaringan serat optic namun jaringan satelit juga tumbuh.  Hal ini dapat terjadi karena selalu ada wilayah atau lokasi dimana jaringan serat optic tidak ada misalnya tempat pengisian bahan bakar di luarkota atau daerah kota tua dimana jaringan serat optic tidak dapat dibangun karena alasan keamanan gedung dan alasan lain sebagainya.

Peran satelit bagi negara-negara maju juga diposisikan sebagai sistem telekomunikasi cadangan (backup sistem) apabila terjadi bencana alam seperti gempa. Karena pada saat bencana alam sistem telekomunikasi yang ada akan lumpuh sehingga diperlukan suatu sistem cadangan yang dapat dengan cepat dan flexible untuk digelar walaupun dengan kapasitas yang terbatas namun paling tidak cukup untuk jalur komunikasi darurat.

Peran telekomunikasi cadangan ini hanya bisa terjadi dengan sistem telekomunikasi berbasis satelit, karena sifat sistem telekomunikasi satelit yang dapat dipasang dengan cepat dimana saja (anytime-anywhere).  Gempa dan Tsunamsi akhir tahun 2018 menunjukan betapa pentingnya peran Satelit karena dalam hitungan jam jalur koordinasi penanganan bencana sudah dapat terjadi, dapat dibayangkan apabila tidak ada Satelit maka proses penyelenggaraan layanan bencana akan memakan waktu yang lama. 

Mengingat penting dan strategisnya peran satelit tersebut maka sudah sewajarnya semua pemangku kepentingan di Indonesia mengambil perhatian bagi kelangsungan bisnis satelit di Indonesia. Saat ini yang menjadi topik pembicaraan dikalangan pemerhati adalah frekuensi layanan 5G GSM yang beririsan dengan frekuensi satelit.

Menurut literatur layanan 5G bekerja pada frekuensi yang cukup luas mulai 600 Mhz to 6Ghz dan 24-86 Ghz. Hanya saja apabila 5G diterapkan pada frekuensi 3,5 Ghz maka akan bertabrakan dengan frekuensi extended C Band Satelit (3,4 -- 3,7 Ghz). Beberapa negara seperti Thailand rencananya akan mengunakan frekuensi 3,4 -- 3,7 Ghz untuk frekuensi 5G sehingga apabila ini diterapkan maka frekuensi satelit akan berkurang yang otomatis akan mengurangi kapasitas layanan satelit.

Untuk contoh negara Thailand atau negara-negara bukan kepulauan mungkin rencana diatas dapat dimengerti karena bagi negara bukan kepulauan peran satelit dapat digantikan dengan sistem yang lain seperti fiber optic ataupun radio link, namun untuk negara kepulauan seperti Indonesia maka kebijakan pengelaran layanan 5G mengunakan frekuensi yang sama dengan frekuensi satelit perlu dipikirkan kembali keuntungan dan kerugiannya.

Sekali lagi perlu dipikirkan dan dirumuskan peran strategis satelit bagi Indonesia, apabila semua sepakat bahwa satelit adalah sistem telekomunikasi yang strategis bagi Indonesia maka jawabanya kita sudah tahu, tidak ada yang dapat menganggu frekuensi satelit di Indonesia.

Endi Fitri Herlianto

Praktisi Telekomunikasi

Pendapat pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun