Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Beberapa Kejanggalan dalam Kisah Horor KKN di Desa Penari

29 Agustus 2019   13:05 Diperbarui: 29 Agustus 2019   23:50 35037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN Desa Penari (dok. Twitter/simplem81378523)

Pada mulanya saya tidak 'ngeh' dengan kehebohan kisah horor KKN di Desa Penari. Penasaran saya mulai timbul ketika ada teman blogger milenial yang pasang status menjelang subuh seperti ini: "Lagi baca horor KKN di Desa Penari tahu-tahu ada yang telepon jam 04.00", jantungnya langsung loncat.

Kemudian banyak yang menanggapi status tersebut. Saya bertambah penasaran, cerita apa sih sehingga banyak blogger dan influencer yang membacanya? Pagi ini saya bertanya pada sohib saya Dewi Puspa, barulah saya tahu bahwa kisah itu beredar di twitter, medsos yang jarang saya baca.

Tak urung saya mencari bagaimana kisah tersebut dari akun @simpleman. Menurut yang mengisahkan, cerita ini berdasarkan kisah nyata temannya yang namanya disamarkan sebagai Widya. Horor tersebut adalah pengalaman Widya ketika melakukan KKN di Desa Penari, di pelosok hutan, wilayah Jawa Timur.

KKN (Kuliah Kerja Nyata) itu sendiri berlangsung pada tahun 2009. Mahasiswa angkatan tahun 2005/2006 melaksanakan KKN sebagai bagian dari syarat pembuatan skripsi, untuk menyelesaikan pendidikan di universitas yang mereka jalani di Kota Surabaya. Mereka satu kelompok dari dua fakultas.

Ayu, teman Widya merekomendasikan sebuah desa untuk lokasi KKN mereka. Sebuah desa misterius yang selama ini belum pernah didengar Widya. Mereka berenam, tiga laki-laki dan tiga perempuan datang ke sana, dijemput penduduk desa yang juga bersikap misterius.

Dalam cerita ini dikisahkan bahwa desa itu melewati hutan angker yang banyak dihindari oleh masyarakat. Kalau mendengar suara gamelan ketika melewati hutan itu, maka pertanda ada sesuatu yang tidak beres. Widya telah merasakan hal itu sejak pertama kali melewati tempat tersebut.

Beberapa pantangan telah disampaikan oleh kepala desa yang bernama Pak Prabu. Terutama jalan setapak yang ditandai dengan warna merah, tidak boleh dilalui oleh mereka. Kalau tidak, maka orang tersebut bisa hilang. Mbah Buyut, sesepuh (dan dukun) desa itu memperingatkan dengan keras.

Widya sering diganggu suara-suara yang tidak jelas asalnya. Kadang suara tertawa cekikikan, kadang suara gamelan. Ternyata, rekannya Nur juga mendengar hal yang sama. Nur memiliki penglihatan terhadap makhluk dunia lain, ia juga 'dijaga' oleh seorang makhluk yang menyerupai mbah putrinya.

Sedangkan di antara tiga teman laki-laki, Bima menunjukkan tanda-tanda yang aneh. Wahyu sering melihat Bima pergi di tengah malam melewati daerah terlarang, jalan setapak yang menuju sanggar tua tak berpenghuni. Bima adalah pemuda yang paling ganteng di antara mereka.

Beberapa kali peristiwa aneh terjadi, Widya sering melihat penampakan penari yang sedang menari dengan anggun. Penari itu bisa menyerupai Nur atau Ayu. Tetapi tetangga Pak Prabu pernah menyaksikan bahwa penari yang dikejarnya di dapur Pak Prabu, wajahnya rata.

Singkat cerita (kalau penasaran, baca thread di twitter) Bima dan Ayu telah dipergoki melakukan pelanggaran ke wilayah terlarang. Untung tidak ada yang hilang dari mereka, tetapi kondisi kejiwaanya sangat aneh. Mereka jatuh sakit. Ayu terbaring di tempat tidur saja dengan mata membelalak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun