Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Musik Patrol hingga Seruan lewat Masjid

5 Juni 2018   03:24 Diperbarui: 5 Juni 2018   04:05 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.vemale.com

Tek...dung...tek...tek...dung...

Sahuuur...sahuurrr...

Malam masih gulita. Baru pukul 2 dini hari. Tapi serombongan anak muda sudah riuh rendah, penuh semangat berkeliling mengitari kampung. Dari satu gang ke gang lainnya. Mereka berseru berulang-ulang  membangunkan masyarakat sekitar yang beragama Islam agar gegas beranjak dari tempat tidur untuk bersegera menyiapkan makan sahur.

Saya merasa bersyukur tinggal di daerah pinggiran yang masih memegang kuat tradisi membangunkan sahur dengan cara patrol keliling ini. Mendengar seruan mereka yang diiringi tetabuhan menggunakan alat-alat musik seadanya, sungguh membuat Ramadan benar-benar terasa nuansa Ramadannya.

Kehidupan masyarakat di lingkungan kampung memang berbeda dengan di kota. Mereka masih mengutamakan kebersamaan dan kepedulian. Salah satu contohnya, ya, tradisi membangunkan orang sahur ini.

Kepedulian ini ditunjukkan sejak awal datangnya bulan puasa. Biasanya diprakarsai oleh kaum muda yang tergabung dalam kelompok Karang Taruna atau Remaja Masjid. Dan bisa jadi tradisi ini sudah turun temurun sejak zaman nenek moyang kita.

Patut diacungi jempol. Sebab mereka---kaum muda yang berpatrol ria itu, melakukan kegiatan membangunkan orang sahur tanpa harus diuprak-uprak. Mereka melakukannya dengan senang hati, suka rela, ikhlas tanpa paksaan. 

Satu lagi yang patut diapresiasi, mereka melakukan kegiatan patrol dengan tertib. Tidak brutal atau diselingi dengan kegiatan-kegiatan yang kurang baik seperti yang sering terjadi di kota-kota besar.

Kembali ke bunyi-bunyian yang heboh di tengah malam. Sejauh ini tidak ada masyarakat kampung yang merasa terganggu atau komplain meski hiruk pikuk itu dilakukan pada tengah malam ketika sebagian orang sudah nyenyak tidur. Masyarakat--terutama ibu-ibu, justru merasa terbantu. 

Sebab adakalanya akibat terlalu lelah membuat mata lelap sulit terbangun. Nah, dengan adanya patrol keliling ini dipastikan bangun bisa lebih awal untuk mempersiapkan santap sahur tepat waktu.  

Demikian juga respon masyarakat yang beragama lain selain muslim yang tinggal di sekitar kampung saya. Mereka tampak tenang-tenang saja. Adem  ayem. Sama sekali tidak terganggu atau jengah. Mereka tampaknya bisa memahami dan menghargai keberagaman hidup beragama di kampung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun