Mohon tunggu...
Sukma
Sukma Mohon Tunggu... Freelancer - Membaca dan menulis akan membuka pikiran

Awali dengan mimpi, mulailah dengan tindakan, iringi dengan doa dan keyakinan, nikmati segala prosesnya, syukuri segala hasilnya,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Semen Nasional Gawat Darurat?

1 Desember 2019   08:48 Diperbarui: 1 Desember 2019   16:03 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari akun instagram @semenpadang

Perasaan takut akan di PHK massal saat ini tengah menghantui pekerja semen nasional yang ada di Indonesia. Over supply semen yang cukup besar saat ini memaksa manajemen perusahaan  semen nasional harus berpikir untuk melakukan efesiensi besar-besaran, salah satunya adalah mengurangi jumlah pegawai dan pekerja mereka. Over supply semen nasional tahun ini diperkirakan mencapai 43 juta ton, angka yang cukup besar memang.

Target pertumbuhan konsumsi semen yang diharapkan meningkat 3-4%  dari tahun 2018 lalu untuk periode 2019 ini hanya terealisasi 2%. Kapasitas produksi semen nasional sebesar 115 juta ton diperkirakan hanya terserap sekitar 70-72 juta ton sampai akhir tahun ini.

Padahal sejumlah perusahaan semen nasional sudah menurunkan kapasitas produksinya dengan tidak mengoperasikan lagi sejumlah pabrik yang mereka miliki. Seperti Semen padang yang hanya mengoperasikan 2 dari 5 pabriknya dan indocement yang hanya menggunakan sebagian dari 13 pabriknya.

Namun over supply yang terjadi tetaplah besar. Bahkan over supply tersebut diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan semen negeri ini hingga 5-6 tahun ke depan.

Pasar semen nasional saat ini tengah mengalami persaingan ketat dengan semen impor, dari total 115 juta ton produksi semen nasional, hanya terserap pasar sebanyak 65%. Alhasil, banyak semen dan clinkert yang menumpuk di gudang-gudang. Biaya produksi semen yang cukup tinggi terutama pabrik tua yang masih menggunakan batu bara serta daya serap pasar yang hanya 65% pada akhirnya akan memaksa perusahaan semen nasional untuk melakukan efesiensi anggaran.

Efesiensi anggaran dapat berupa dengan perampingan manajemen hingga PHK massal para pekerja. Selain itu efesiensi juga dapat dilakukan melalui menjual asset-asset perusahaan yang tidak produktif dan menjual anak perusahaan yang tak sejalan dengan bisnis utama perusahaan yaitu bisnis semen.


Kegiatan penjualan asset atau anak perusahaan bisa saja dilakukan agar induk perusahaan mendapat dana segar untuk memperbaiki performanya.

Setelah mengalami masa jaya bisnis semen nasional pada tahun 2010 hingga tahun 2013, banyak perusahaan semen nasional yang membangun pabrik untuk mengembangkan bisnisnya. ituasi berubah di mulai tahun 2013 sampai sekarang bisnis semen terus melemah, over supply semen membuat keuntungan perusahaan semen nasional terus menurun sedangkan daya serap pasar terhadap  produksi semen  tidak tumbuh pesat untuk menyerap over supply tersebut.

Pada tahun 2018 lalu, kementrian perdagangan mengeluarkan permendag no 7 tahun 2018 yang membuka keran impor semen asing ke Indonesia. Hasilnya semen nasional yang tengah mengalami over supply dipaksa untuk bersaing dengan semen impor yang datang dengan harga murah. Bahkan perusahaan asing yang datang terindikasi melakukan predatory pricing dengan menjual semen dengan harga murah untuk melakukan take over pasar semen nasional dari perusahaan lokal kita.

Tidak adanya moratorium pabrik semen baru membuat perusahaan asing yang masuk untuk investasi semen di Indonesia juga meningkat, Negara yang banyak melakukan investasi semen di Indonesia adalah China, sebut saja perusahan Conch Cement, Jui Shin, Panasia, Haohan Cement, dan Cement Hippo atau Sun Fook Cement serta Hongshi Holding Group.

Selain Thailand, ada juga dari Thailand yaitu Siam cement. Kehadiran pemain baru dalam industri semen ini terus menggerus keuntungan semen nasional. Kondisi ini pun semakin menambah sulit kondisi semen nasional kita. Satu persatu perusahaan semen nasional mulai melakukan efesiensi anggaran.

Dampak dari efesiensi yang dilakukan perusahaan semen nasional adalah setidaknya pabrik semen nasional telah mulai mem-PHK karyawan outsourchingnya seperti yang dilakukan perusahaan baja nasional, PT. Krakatau steel. Di Baturaja ada 350 karyawan dilepas, di Padang sudah ada 100-200 orang dilepas, bahkan dikabarkan manajemen semen padang juga telah menawarkan golden shake hand bagi pekerjanya yang akan berdampak pada PHK massal.

Golden shake hand sendiri merupakan tawaran dari manajemen untuk mengundurkan diri atau pensiun dini dengan kompensasi yang pantas. di Holcim cement ada sekitar 600  karyawan yang dilepas. Serta karyawan kontrak juga banyak yang tak diperpanjang lagi kontraknya di berbagai pabrik semen di Indonesia.

Jika situasi tersebut tidak berubah, bukan tidak mungkin tahun 2020 akan terjadi PHK besar-besar karyawan dan buruh semen nasional. Jumlah over supply yang terlalu besar serta kemungkinan resesi ekonomi 2020 yang akan melanda Indonesia akan semakin memaksa perusahaan semen nasional untuk melakukan efesiensi besar-besaran.

Butuh kebijakan dari khusus bagi industri semen dari kementrian perdagangan dan kementrian perindustrian untuk memproteksi perusahaan semen nasional, terutama BUMN Semen Indonesia group. Kondisi yang berjalan saat ini membuat kondisi  industri semen nasional tidak kondusif. 

ndustri semen termasuk industri strategis nasional yang masih mampu digarap perusahaan lokal, dan sejatinya kita tidak butuh pemain asing untuk menggarap industri ini. Jika situasi ini tidak segera diperbaiki, maka tidak hanya pasar semen nasional yang di take over oleh perusahaan asing, tetapi perusahaan semen nasional yang sedang sekarat pun juga bisa di take over.

Selain kebijakan yang memproteksi industri semen nasional, solusi lain yang dimiliki perusahaan nasional saat ini adalah mengejar pasar ekspor, agar over supply dapat diserap oleh pasar. Tapi kenyataannya, untuk pasar asean sendiri, sudah dikuasai oleh Vietnam dan Thailand, sehingga perlu ekspansi pasar ke Afrika atau wilayah Asia selatan.

Namun untuk pasar ekspor bukanlah pekerjaan mudah saat ini, karena membutuhkan biaya promosi yang tidak sedikit untuk melakukan ekspansi ke pasar baru untuk menjual hasil produksi semen yang over supply.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun