ilustrasi : http://www.pelitaperdamaian.org
Kepada yth
Dr Gamal Albinsaid
Saya menulis surat ini untuk menanggapi surat anda yang telah dibacakan oleh Al-Muzammin dari Fraksi PKS, pada sidang Paripurna DPR tgl 19 Oktober 2016, bisa di baca di sini. Saya menduga, maaf mungkin saya keliru, surat anda sebagai salah satu yang menyebabkan kota Malang, Jawa Timur bergejolak dan melakukan aksi demonstrasi penolakan terhadap Ahok dan menuntut menangkap Ahok karena telah menista agama, di sini
Saya mulanya berpikir pasti anda seorang tokoh agama yang demikian berpengaruh sehingga semua yang hadir dalam sidang DPR yang membahas tentang Perjanjian Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai perubahan iklim menyimak dengan seksama dan berteriak Allahu Akbar.. Allahu Akbar.
Ternyata dugaan saya keliru, bayangan yang terpikir dalam diri saya anda tua, bersorban dan mengenakan jubah putih panjang, ternyata anda masih sangat muda, sebagai salah satu anak muda Indonesia berprestasi yang mendapatkan penghargaan sebagai “ inspiratif kaum muda” dari Unilever yang bekerjasama dengan universitas ternama di Inggris.
Mungkin karena prestasi anda, sehingga para anggota dewan perlu menghentikan sidang paripurna hanya untuk mendengarkan surat dari anda. Namun anda harus bersyukur karena Banyak anak muda yang berprestasi di dalam negeri dan telah diakui di luar negeri tidak seberuntung anda. Bahkan Alcandra Taher, pemuda yang sangat berprestasi dan menjadi orang sukses di USA, yang baru saja dilantik menjadi wakil menteri ESDM malah mendapat hujatan dari kalangan anggota DPR, terutama dari fraksi yang membacakan surat anda, PKS.
Anda menceritakan bagaimana perlakuan orang kafir di negara Inggris dan Amerika telah memperlakukan anda sangat toleran terhadap anda dan sangat menghormati akan keyakinan Agama anda selama berada di negara mereka. Bagaimana mereka bersedia untuk menunda acara seminar demi anda untuk memberikan kesempatan kepada anda untuk berdoa atauSholat. Tetapi apakah anda tahu bahwa di Negara anda sendiri masih ada bagian dari bangsa kita yang kesulitan untuk menjalankan ibadahnya. Misalnya Di Bekasi, Bogor , Yogyakarta dan lainnya masih banyak terjadi penolakan pendirian rumah ibadah karena dianggap melanggar SKB 3 Menteri dan anehnya yang bertindak bukan pemerintah tetapi sekelompok orang yang mengenakan jubah putih dan bersorban dan menyegel tempat itu. Apakah anda juga ingat bagaimana MUI pernah melarang umatnya untuk sekedar mengucapkan selamat Natal kepada golongan yang dianggap minoritas di negeri ini. (Dien Samsuddin th 2014 telah meralat fatwa haram untuk mengucapkan selamat Natal kepada kaum Nasrani pada bulan Desember 2014, setelah bertemu dengan Paus Benediktus dari Vatikan, namun masih banyak dari kaum muslimin yang masih memegang teguh fatwa haram ini, karena MUI tidak tegas dan mengumumkan secara terbuka bahwa mengucapkan selamat natal tidak haram ). Lagi-lagi anda sangat beruntung dibandingkan orang Indonesia yang tinggal di Indonesia dan sulit menjalankan ibadahnya di negara Indonesia, karena penolakan dari agama yang mayoritas terhadap yang minoritas dan memanfaatkan peraturan SKB 3 Menteri sebagai alat melegalisasi penolakan.
Saya percaya dan yakin akan pemahaman anda terhadap Agama, apalagi anda juga seorang dokter muda yang pastinya mempunyai logika berpikir yang lebih baik dibandingkan saya yang orang awam. Dari perkataan anda yang saya kutip : “kitab yang kami baca tiap hari, kami jadikan pegangan hidup, kami hafalkan, kami baca saat banyak orang tidur, kami pelajari bertahun-tahun...” Saya sudah tidak meragukan lagi kemampuan anda untuk menafsirkan setiap ayat yang ada di dalam kitab suci anda.
Lalu saya teringat sebuah peristiwa di Jombang, Jawa timur di propinsi yang kebetulan sama dengan anda tinggal selama ini (Malang ), lihat di sini. Buku pelajaran Agama Islam SMA yang menafsirkan ayat bahwa membunuh kafir halal dan buku ini telah ditarik oleh Depag Jawa Timur dengan alasan bahwa memahami sebuah ayat dalam kitab Suci harus disertai pemahaman terhadap konteks ayat tersebut dikeluarkan. Kesalahan buku agama tersebut karena penulisnya tidak menerangkan dengan konteksnya. Dari sini saya yakin anda yang sejak kecil belajar tentang makna isi kitab suci dan dengan berbekal pendidikan anda sebagai dokter pastilah anda sudah terlatih dan terbiasa mempelajari sesuatu dalam konteksnya.
Tapi herannya pendapat anda terhadap permasalahan Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama sama sekali tidak menunjukkan kemampuan anda seperti yang saya duga sebelumnya, pandai memaknai sesuatu dalam konteksnya. Tahukah anda mengapa Ahok dalam salah satu bagian pidatonya mengucapkan kata dibohongin pake al-Maidah 51 yang sekarang dianggap bermasalah oleh anda dan menganggapnya sebagai penistaan agama ? Tahukah anda warga Kepulauan Seribu yang mendengarkan pidato Ahok selama 1 jam 48 menit sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Ahok ? Logika anda yang memaknai ucapan Ahok tidak dalam konteks ibaratnya sama dengan penulis buku agama Islam di Jombang , Jawa Timur yang saya sebutkan diatas sebelumnya, yang menafsirkan ayat tanpa konteksnya sehingga berkesimpulan : membunuh kafir halal.