Mohon tunggu...
El-Shodiq Muhammad
El-Shodiq Muhammad Mohon Tunggu... profesional -

"Sering aku perhatikan, mereka berdebat bahkan kadang saling menghujat hanya karena beda sumber bacaannya" (Gus Mus)\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Markas AFC di Demo Suporter Indonesia

11 November 2013   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada hal menarik yang terjadi di kantor Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang bermarkas di Kualalumpur, Malaysia, Senin (11/11/2013) siang tadi. Kejadian menarik tersebut tak lain adalah adanya beberapa suporter Indonesia yang mendemo markas AFC. Meski jumlah mereka hanya belasan, tapi mereka membawa misi dan tujuan yang pasti, yakni agar AFC turun tangan dalam ketidakadilan dalam dunia sepak bola Indonesia. Para suporter tersebut sebagian berasal dari Indonesia langsung dan sebagian lainnya berasal dari TKI di Malaysia. Mereka berasal dari Surabaya, Semarang, Solo, Temanggung dan Madura. Dalam menjalankan aksinya, mereka mengenakan topeng yang dipakai dalam film 'V for Vendetta', dan membawa kertas banner berwarna merah dan putih bertuliskan 'Justice for Indonesian Football.' Dalam banner itu, ada lambang empat klub Liga Primer Indonesia yang tidak diakui PSSI, yakni Persebaya Surabaya, Arema Malang, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. Salah satu peserta aksi, Hanafi Habibi, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah menuntut keadilan dan menuntut PSSI mengakui empat klub Liga Primer Indonesia. Rupanya hal tersebutlah yang memberi energi keberanian sehingga mereka ‘nekat’ menyuarakan apa yang mereka sebut sebagai ketidak adilan tersebut langsung ke kantor AFC. Kronologis Aksi Suporter Indonesia di Markas AFC

13841759411545093718
13841759411545093718

Lalu, apakah aksi mereka mendapat tanggapan dari AFC? Dalam laporan yang diturunkan Beritajatim.com, senin (11/11/2013) ini, sejatinya aksi mereka pada awalnya mendapat tanggapan dari seorang pria yang mengaku dari bagian media AFC meski ia gak mau manjamin mengabulkan tuntutan para suporter (Lihat gambar di atas). Yang menarik, kesanggupan pria yang rencananya menemui suporter Indonesia tersebut mendadak ‘dianulir’ oleh seorang perempuan yang juga mengaku sebagai petugas AFC. Ia yang kemudian mengambil alih dan berperan aktif melayani tuntutan para suporter. Perempuan tersebut bahkan kemudian masuk ke dalam dan menelpon seseorang. Sedetik kemudian, ia menolak menerima audiens dengan para pengunjuk rasa. Melihat gelagat tersebut, Hanafi Habibi mencoba bernegosiasi. Ia meminta agar ada dua orang perwakilan suporter dan satu suporter yang mendokumentasikan aksi untuk masuk dan beraudiensi. Namun petugas dari AFC tetap menolak dan mengancam akan menelpon polisi, jika suporter masih ngotot berdemo. Meski diancam, para suporter tetap bertahan. Melihat itu, tiga orang petugas AFC mendekati suporter meski mereka masih berada di dalam pagar. Hanafi Habibi kemudian kembali minta ada audiensi selama 10 menit. Adegan berikutnya menunjukkan keanehan yang nyata, entah kebetulan atau tidak, salah satu dari ketiga orang tersebut kemudian menyergah; "Saya tahu di belakang kamu, bagi-bagi dana. Pro Duta dan klub-klub IPL," kata Hanafi, mengutip pernyataan pria itu. (Beritajatim.com, ibid) Mendapat tuduhan semacam itu, Hanafi sontak membantah sambil bersuara keras. "Ini aksi independen. Pure independent," tukas Hanafi. Namun orang itu pergi sambil mengibaskan tangan. Melihat suasana yang tak lagi nyaman, para suporter tersebut akhirnya memilih mundur setelah melakukan aksi kurang lebih 30 menit. Menurut Hanafi, aksi ini bukan akhir dari sebuah perjuangan, tapi justru merupakan awal dari pemicu aksi lain. "Perjuangan belum berakhir," katanya mantap. Jika kita perhatikan, entah kebetulan atau memang kepleset omong, apa yang diungkapkan salah satu pria dari AFC tersebut terasa sangat ganjil dan patut dicurigai. Gaya dan modus mereka sama persis dengan Hinca Panjaitan yang langsung memfonis Pro Duta FC sebagai klub yang dicurigai melakukan pengaturan skor dalam play off IPL beberapa waktu yang lalu. Nampaknya sekenario menjadikan Pro Duta sebagai target operasi sudah mereka susun rapi mulai dari FIFA, AFC dan terutama PSSI. Gejalanya jelas, FIFA mendadak begitu lihai dan perhatian menunjukkan dugaan ketidak beresan di persepakbolaan Indonesia, dalam hal ini play off IPL, sementara segala karut marut, kecurangan dan segala macam penjungkir balikan dalam tatanan sepak bola Indonesia selama ini FIFA membisu dan membutakan matanya. AFC seirama, seiya sekata dengan FIFA. Para suporter yang berdemo meminta keadilan langsung dicap sebagai suruhan Pro Duta, sebuah tuduhan yang tidak layak dilontarkan petugas AFC jika tidak ada tendensi tertentu terhadap Pro Duta. Bagaimana dengan PSSI? Jika FIFA dan AFC saja demikian, apalagi PSSI? Semoga sepak bola Indonesia lebih bersih dan fair... Gambar; Beritajatim.com Senin, 11 November 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun