Mohon tunggu...
Eko Oesman
Eko Oesman Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja-Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seekor Kucing dan Kesungguhan Mencari Pahala

25 Februari 2017   15:30 Diperbarui: 25 Februari 2017   15:43 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang teman punya kebiasaan memberi makan kucing di basement kantor. Bisa ikan asin atau makanan sisa lainnya. Saking terobsesinya, kalau lupa dia akan segera balik ke kantor, walau sudah sampai di rumahnya. Itu karena satu hal. Tanpa sengaja suatu hari seekor kucing terbunuh di dalam kap mesin mobilnya.

Di suatu siang, di depan pintu masuk BPS saya terpana melihat sebuah mobil Innova berhenti. Sejarak kurang lebih 10 m dari tempat saya berdiri. Seorang penumpang keluar dan menaruh air minum dan makanan (palet) kucing dalam wadah plastik yang dilipat khusus di trotoar jalan. Dalam hati saya berucap. Oh ini rupanya jawaban dari teka teki yang selama ini berkeliaran di kepala.

Tiap pagi, turun dari stasiun Juanda biasanya saya jalan kaki menuju kantor. Lumayan untuk membakar lemak atau kolesterol (emang bisa dibakar?..) dampak mengkonsumsi naspad. Menyusuri jalan Antara Pasar Baru, menyeberang dan terus melewati jalan dr Soetomo. Di sepanjang trotoar dr Soetomo itu kita akan menemukan dua wadah makanan dan minuman kucing. Wadah plastik tersebut pasti berpasangan. Menandakan orang yang berniat memberi makan sang kucing sangatlah serius. Pasti dia ingin memastikan sang kucing tidak keselek setelah makan. Lalu kenapa kucing?. Bisa saja binatang lain? Setelah turun dari jembatan penyeberangan, dibawah tangga naik saya sering melihat beberapa ekor kucing melahap makanan itu.

Saya mencatat no mobilnya tapi tak usahlah diungkap disini. Biarkan itu menjadi ladang amal si pemilik mobil. Mari mengambil hikmah. Sungguh-sungguhlah mencari pahala. Jangan sekedarnya. Contoh, ini hanya contoh, berusahalah menyenangkan hati orang-orang disekeliling kita dengan ikhlas. Setiap hari seperti sang penyayang kucing tadi siang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun