Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karena Tidak Semua Wanita Mau disebut Cantik

6 November 2018   03:27 Diperbarui: 6 November 2018   14:46 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana meriah gegap gempita menggelegar di bumi Lampung. Setelah seharian penuh bermain air di pesisir pantai,  tibalah saatnya acara Gala Dinner. 

Setiap tahun tema yang diusung untuk kostum Gala Dinner selalu berbeda.  Karena generasi milenial selalu haus dengan kreasi dan inovatifnya.  Sesuai dengan judul Employee Gathering yaitu 'we care we serve Profesionally,  we serve better', maka di  tema Gala Dinner nya adalah profesi yang melayani. 

Tentu saja, profesi yang paling banyak diminati adalah Ojol.  Berbagai jaket mulai gojek,  uber dan grab berseliweran di ruang Gala Dinner.  Tentu saja mereka tidak untuk mencari penumpang.  Mereka adalah beberapa pegawai yang asyik mengikuti rangkaian acara Employee Gathering. Pertimbangan memakai kostum ini adalah jaketnya bisa dibeli di toko-toko online yang ada.  Jadi tidak perlu pinjam meminjam punya orang lain. 

Profesi kedua yang banyak diminati adalah dokter. Dengan menggunakan pakaian formal biasa,  lalu ditambahi jas putih ala-ala dokter,  dibantu aksesori stetoskop membuat profesi ini banyak diminati oleh sebagian karyawan karyawati. 

Profesi ketiga adalah koki.  Berbagai paduan baju koki berseliweran.  Dengan menggunakan aksesori topi koki tentunya membuat para koki terlihat begitu profesional. Anehnya para koki ini bukannya sibuk memasak di dapur hotel.  Melainkan sibuk menghabiskan makanan yang tersaji untuk acara Gala Dinner ini. 

Di pojokan hotel,  tampak seorang nenek tua yang menggendong bayi. Guratan tua tampak di dahinya. Dengan memakai kebaya, jarik dan tidak beralas kaki,  si nenek pun dengan pede nya ikut bergabung di acara Gala Dinner ini. 

Menarik juga,  disaat semua wanita menampilkan kecantikan mereka lewat profesi koki,  dokter bahkan pramugari.  Si wanita ini malah menghias parasnya menjadi nenek-nenek. Sungguh antimainstream. 

Kudekati nenek tua yang sebenarnya belum tua tersebut.  Usianya masih kepala dua,  tapi entah mengapa dirinya menghias diri menjadi nenek reyot yang tidak menarik. 

Rupanya nenek tua itu berprofesi sebagai dukun bayi.  Profesi yang ketinggalan jaman,  mengingat sekarang tenaga medis sudah banyak yang menimba ilmu di bangku sekolah.  Dokter,  perawat,  bidan,  semua adalah tenaga medis yang berpendidikan.  Dukun bayi memang sudah merupakan profesi yang asing di jaman milenial seperti saat ini.  Namun di puluhan tahun yang lalu,  profesi ini sangat hits,  terutama di daerah pedalaman Indonesia yang masih susah dijangkau dengan akses transportasi. Profesi yang banyak menolong para ibu hamil untuk melahirkan bayinya.  Profesi yang sangat berjasa bagi hadirnya kehidupan baru. 

"Mengapa kok berdandan nenek-nenek?"tanya General Manager yang terpingkal pingkal saat tahu satu karyawannya memilih profesi sebagai dukun bayi. General Manager  tersebut menggunakan kostum Media Televisi NET. 

"Karena dukun bayi ini profesi yang mulia yang sudah dilupakan oleh banyak orang" jawab wanita itu,  "Tapi alasan sebenarnya sih,  karena saya tidak bisa berdandan cantik"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun