Pembangunan monumennya sendiri, dimulai sejak September 2014 sampai dengan Mei 2016. Menurut informasi yang didapat, replika "Mahkota Binokasih Sanghyang Pake" yang berada di puncak monumen, beratnya ditaksir mencapai 400 kilogram dan berhiaskan batu giok.
Kereta Kencana Naga Paksi
Banyak yang bilang, katanya kereta ini agak mirip dengan kereta Paksi Naga Liman milik Kasultanan Cirebon dan juga kereta Singa Barong. Kalau dari kejauhan mungkin memang agak mirip, tapi sebenarnya banyak perbedaan mendasar dari kereta ini.
Tahukah kalian bahwa ternyata untuk perbaikannya sendiri tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang? Yaps, pada waktu itu yang melakukan perbaikan adalah ahli kereta dari Kasultanan Cirebon, yakni Pangeran Elang Yusuf bersama timnya. Dimana, mereka melakukan tirakat terlebih dahulu selama tujuh hari.
Sebenarnya, ketika kita mencoba melihat dokumen yang disusun oleh bidang sejarah dan silsilah Museum Prabu Geusan Ulun, dalam dokumen tersebut akan didapati daftar koleksi unggulan dari museum (setidaknya ada 16). Yakni, Mahkota Binokasih dan Siger; Pedang Ki Mastak; Keris Ki Dukun; Keris Panunggul Naga; Keris Nagasasra Panembahan; Keris Nagasasra Kusumadinata IX; Badik Curul Aul; Tempat Sirih; Bokor; Kujang; Gamelan Parakan Salak; Gamelan Pusaka Sari Oneng Mataram; Kitab Kuno Al-Qur'an; Kitab Waruga Jagat; Kitab Cariosan Prabu Siliwangi; dan Kereta Kencana Naga Paksi.
***
Potensi Pengembangan Museum Prabu Geusan Ulun