Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Upaya Reduksi Bullying, Film "Vina Sebelum 7 Hari" Paparkan Bahaya Persekusi

11 Mei 2024   01:06 Diperbarui: 16 Mei 2024   12:26 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konfrensi pers film "Vina Sebelum 7 Hari" di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2024). Foto: Netralnews 

Dalam salah satu kesempatan wawancara dengan Kompas.com, Jumat (10/5/2024), sutradara film "Vina Sebelum 7 Hari" Anggy Umbara memaparkan alasannya ingin menyutradarai film yang dikemas dari kisah nyata tersebut.

Sejak kejadian tragis kasus bullying atau persekusi yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 lalu, Anggy Umbara mengungkapkan jika ia geram terhadap apa yang telah terjadi. Selain itu, pria berusia 43 tahun ini juga mengaku serius mengikuti kasusnya berjalan.

Ia menambahkan, bukan semata lantaran memiliki kedekatan dengan Cirebon, dalam arti kata memiliki ayah yang lahir dari Cirebon, akan tetapi juga terhadap kasus persekusi yang terbilang sadis yang dilakukan sekelompok anak muda geng motor.

Sejatinya Anggy Umbara tidak sendirian sebab hampir semua orang yang mengikuti kasus persekusi atau perundungan yang merenggut nyawa Vina dan kekasihnya, Eki bukanlah perkara remeh.

Masih dilansir Kompas.com beberapa waktu lalu, persekusi berujung pembunuhan dan rudapaksa terhadap korban oleh pelaku yang berjumlah 11 orang, secara hukum dan moral tidak bisa diterima.

Sehingga, itulah alasan rumah produksi Dee Company, melalui Anggy mengadaptasi kejadian miris tersebut melalui layar lebar bioskop. Produser "Vina Sebelum 7 Hari" sendiri, Dheeraj Kalwani mengungkapkan dengan gamblang jika film besutannya kali ini memang sengaja ingin mereduksi kasus-kasus bullying yang banyak terjadi di Indonesia.


Melalui film tersebut, Dheeraj juga tidak ingin ada kasus "Vina-vina" lain, terutama yang dilakukan geng motor. Menurutnya, media seperti film cukup efektif menyampaikan kepada publik perihal apa yang menjadi permasalahan yang belum terselesaikan.

Melalui film bergenre horor itu pula, Dheeraj melalui Anggy berharap kasus perundungan dapat disudahi dengan keadilan hukum dan ketegasan aparat keamanan tanpa pandang bulu. Sebab, menurutnya masih ada tiga pelaku bullying terhadap Vina dan Eki yang belum tertangkap.

Kendati mendapat banyak tantangan terkait seruan boikot film "Vina Sebelum 7 Hari", Bos Dee Company itu tetap bersiteguh menghadirkan kejadian tersebut melalui sinematografi. Bahkan, ia dalam siaran persnya berkali-kali mengungkapkan telah meminta izin kepada keluarga almarhumah Vina untuk menayangkannya.

Terkait teknis, film ini tampak sederhana dengan plot yang mudah "dicerna" penonton. Hal itu dapat dilihat dalam penayangan disclaimer atau notice dalam film, kejadiannya memang tidak "lari" dari kasus aslinya dengan beberapa bumbu dramatisasi untuk mengembangkan alur sebagaimana layaknya sebuah film.

Dramatisasi itu dapat dilihat saat peran "kesurupan" Linda (Gisellma Firmansyah) yang dirasuki arwah Vina (Nayla Denny Purnama). Di momen ini, pemeran pembantu dalam film Sewu Dino tersebut tampak kayang mengambang di atas tempat tidurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun