Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen | Saodah Ngidam "Aneh", Bang Mamat Menangis

16 Mei 2020   08:51 Diperbarui: 16 Mei 2020   08:53 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motif kain sarung dari Banjarmasin, Samarinda, Palembang dan Sambas. Foto | Dokpri

Bukan main gembiranya Bang Mamat menyaksikan Saodah muntah-muntah. Pikirnya, ini pertanda bahwa isterinya akan hamil. Kejadian itu dimaknai sebagai hadiah yang diberikan Saodah kepada sang suami tercinta.

Maklum, pasangan suami-isteri sudah lama merindukan bayi lantaran sudah sekian lama hidup bersama.

Tapi, mengapa Bang Mamat juga ikut-ikutan muntah. Pikir Bang Mamat, boleh jadi ini sebagai wujud kebersamaan dan menyatunya hati antara suami-isteri. Sehingga, kala isteri hamil maka sang suami pun ikut terseret dalam nasib yang sama.

Bang Mamat lalu ingat peristiwa rekannya di kantor. Ketika isteri mengidam, tingkah lakunya berubah. Rekannya itu sering membeli rujak dan dimakan seorang diri. Cara makannya pun aneh, mencari ruang pojok. Lantas, makan seorang diri.

"Kalau enggak dituruti perasaan ini, bawaannya jadi pusing dan perut terasa mual. Kalau lihat nasi, bawaannya mau  muntah. Perasaannya, terus saja ingin makan rujak. Kedondong, campur nanas, pepaya, jambu air dan klutuk. Entah apa lagi. Pokoknya, rujak," cerita rekan Mamat suatu saat ketika dijumpai di kantornya.

Nah, apa yang dirasakan Bang Mamat muntah sekarang ini, ia pikir sebagai bentuk ikatan batin antara suami-isteri. Isteri merupakan perwujudan pakaian yang dikenakan suami. Baik dan buruknya tampilan seorang lelaki yang sudah menjalani rumah tangga sangat tergantung pada sosok siapa di belakangnya.

Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan sosok seorang isteri tercinta, Saodah.

Suatu saat, Mamat bertanya kepada Saodah prihal muntah-muntah yang dialami dalam sepekan ini. Apa jawaban sang istri tercinta?

"Jangan tanya ini dan itu. Abang hari ini kudu beli lontong. Hari ini pengen banget makan lontong. Itu yang biasa dijual pedagang sate padang?" pinta sang isteri.

Mendengar permintaan sang isteri rada aneh, Bang Mamat tak berani lagi mengajukan pertanyaan. Ia malah cepat-cepat 'ngacir' keluar rumah dan segera minta izin untuk mencari lontong pesanan Saodah.

Perintah ini harus dijalankan sendiri.Tak bisa diwakili oleh pesuruh atau asisten rumah tangga. Lagi pula, perintah itu juga dianggap Mamat sebagai suatu kehormatan lantaran datangnya dari isteri yang tengah ngidam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun