Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuat Kejutan di Perayaan Ulang Tahun Jadi Fenomena Baru

25 November 2019   08:11 Diperbarui: 25 November 2019   08:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dina Chosi setelah menerima ucapan selamat. Foto | Dokpri

Sungguh, kini ada fenomena baru di perayaan ulang tahun bagi seorang pejabat, anggota keluarga hingga rekan sejawat. Yaitu, membuat surprise atau kejutan bagi pihak yang memasuki hari ulang tahunnya.

Dulu memang sudah ada, tetapi tidak seperti sekarang. Pokoknya, orang yang merayakan ulang tahun bisa terkaget-kaget. Ada yang merayakan ulang tahun dengan cara rekan-rekan sekerja mengguyurnya dengan air mineral. Ada pembawa kue ulang tahun berpakaian aneh hingga pengunjung dan para hadirin tertawa terpingkal-pingkal.

Masih kuat ingatan kita pada peristiwa saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berulang tahun ke-58 belum lama ini. Kala itu, di hari spesial tersebut, Risma diberi kejutan oleh awak media dengan skenario pura-pura kesurupan.

Risma sempat "terjebak" menyaksikan kelakuan wartawan kesurupan. Sang ibu walikota ini membuat "air jampi-jampi" untuk mengobati si wartawan kesurupan tadi. Tak tahunya, itu hanya 'akal bulus' si wartawan untuk membuat kejutan pada hari istimewa Risma.

Muaranya, Risma tertawa. Sandiwara dagelan itu pun berakhir dengan suasana ceria pada perayaan ulang tahun Risma itu.

Nah, pada Minggu siang (24/11/2019), kejutan perayaan ulang tahun juga terjadi pada sahabat kami. Ia adalah Dina Chosi. Perayaan hari istimewa bagi Dina digelar di Restoran Ajag-ijig, Jalan Matraman, Jakarta.

Sekedar infornasi ringan saja, mendengar nama restoran itu, penulis jadi tertawa. Pasalnya, jadi ingat seorang ibu di Tanah Abang ketika marah menyebut anaknya hanya bisa ajag-ijig tapi tak bisa menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi.

"Eh, elu entong, ajag-ijig mulu. Lu kerjain apa tuh motor butut nyang rusak," pinta sang ibu kepada anaknya dengan dialek Betawi medok.

Penulis teringat bahwa ajag-ijig artinya mondar-mandir. Ketika diperiksa di kamus, nyatanya ajag-ijig berasal dari Daerah Betawi. Artinya wara-wiri. Kini, kata itu di kalangan orang Betawi sudah langka digunakan. Mungkin, di sini, sang pemilik restoran bermaksud ingin membangkitkan ingatan orang Betawi terkait makanan khas ibukota yang banyak disuguhkan bagi para pelanggannya.

Suasana ultah di ijig-ijig. Foto | Dokpri
Suasana ultah di ijig-ijig. Foto | Dokpri
**

Nah, terkait dengan ulang tahun Dina Chosi itu, ada hal menarik. Yaitu, kejutan yang diskenariokan anak-anak dan tantenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun