Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rayakan Cahaya

8 Agustus 2017   13:45 Diperbarui: 8 Agustus 2017   13:48 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahwa rembulan hanya mempersaksikan temaram malam  

Meski jadi penghuni  langit terakhir dan pasrah 

Ketika jubah hitam menyelimuti tubuhnya  menjadi gerhana terindah sepanjang masa 

 

Bahwa pada bilangan waktu  

Para kekasihNya sedang bernegosiasi akan pilihan pilihan kehidupan  

Hingga perjalanan dari jalan protokol, gang sempit, warung kopi, selalu  berakhir di masjid tua itu

Lalu mereka tersadar ada yang tersesat pada malam, dan tahmid mensucikan ya.

Tiada daya upaya akan skenarioNya.Rayakan cahaya, rayakan cahayaNya wahai para pecinta!

Masjid Al Abror Pejompongan, 8 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun