Mohon tunggu...
Annisa Adinda
Annisa Adinda Mohon Tunggu... Desainer - Designer | Free Writer | Movie & literature enthusiast

@dudukbungkuk / @susupanggang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bias Tafsir Masjid Simbol Illuminati

8 Juli 2019   13:42 Diperbarui: 8 Juli 2019   14:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mihrab Masjid Al-Safar (kiri) dan simbol Illuminati (kanan) (sumber : BBC Indonesia & shutterstock)

Makna atau pesan merupakan hasil dari proses komunikasi yang disampaikan melalui berbagai media, salah satunya adalah komunikasi visual yang menggunakan gubahan bentuk-bentuk geometri yang ditata dan ditransformasi sedemikian rupa untuk menyampaikan makna atau pesan yang dapat dipahami. Namun, seringkali suatu pesan belum tentu betul-betul menyampaikan pesan yang dimaksud dan seringkali membuat konflik karena ragam pendapat berlomba saling unggul dibandingkan mencari betul-betul pesan yang dimaksud.

Di era sekarang ini, bentuk bangunan memiliki keunikan masing-masing. Daya pikat wujud bentuknya pun sering menjadi objek wisata maupun edukasi yang disebarluaskan melalui media, terlebih kemudahan internet membantu menghadirkan eksistensi karya tersebut. Tak jarang pula timbul opini-opini mengenai bentuk bangunan yang disebut menyerupai suatu benda lain dengan wujud yang serupa.

Baru-baru ini tersebar berita adanya kemiripan bentuk Masjid Al-Safar, Rest Area KM88 Tol Purbaleunyi yang dikatakan Rahmat Baequni mirip dengan bentuk simbol segitiga illuminati. Illuminati sendiri adalah suatu kelompok rahasia kuno yang dianggap sebagai kelompok penguasa dan kehadirannya masih ada hingga sekarang, namun bukti nyata tentang keberadaan kelompok tersebut tidak pernah ditemukan[1].

Pernyataan dari Rahmat Baequni pun ditanggapi oleh sang perancang yaitu Ridwan Kamil yang membalasnya dengan pernyataan berupa post di akun instagram miliknya mengenai eksplorasi bentuk terhadap arsitektur masjid.

 


 

Kemiripan bentuk dari pernyataan Rahmat Baequni ada benarnya dari segi kemiripan geometri, meski dapat pula dibenarkan menurut sang perancang bentuk tersebut adalah hasil dari eksplorasi bentuk berdasarkan teori folding architecture (arsitektur lipat). Folding architecture atau origami architecture sendiri merupakan proses pencarian bentuk dengan cara melipat-lipat kertas dengan pola bentuk geometri dan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan[2]

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu secara singkat mengenai apa itu bentuk.

Bentuk menurut Francis D.K Ching[3] pada dasarnya terdiri dari tiga bentuk yaitu segitiga, persegi empat, dan lingkaran yang kemudian dapat digubah dengan menggunakan cara ordering principle, di mana bentuk bertransformasi dan beradaptasi pada bentuk lainnya serta mengikuti aturan-aturan keseimbangan pada geometri.

Selain menjadi wujud visual, tatanan bentuk pun menunjukkan adanya maksud dan tujuan atau pesan dari hadirnya bentuk tersebut. Perwujudan suatu bentuk yang memiliki pesan pun ada yang didasari oleh penggunaan analogi untuk menyampaikan kemiripan terhadap suatu benda. Contohnya seperti Burj Al-Arab di Dubai karya arsitek WS Atkins yang mengadaptasi kapal layar sebagai acuan bentuk bangunannya. Konsep ini untuk mencerminkan Dubai sebagai kota pesisir yang dikeliling oleh kapal-kapal[4] .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun