Mohon tunggu...
Indra Pongo Ramadhan
Indra Pongo Ramadhan Mohon Tunggu... -

Indra Pongo Ramadhan | Scooter | Vintage Motorcycle | Movie Event Maker | City Merchandising | Tourism Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik, Bandung, dan Tourism

24 Agustus 2014   02:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:44 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408794031429321314

Tourism hari ini bukan linier seperti dulu, tourism hari ini bukanlah satu arah seperti menonton theatre atau berbioskop ria di XXI. Tapi tourism sekarang sudah bervolusi dengan interaksi, hubungan yang dua arah, yang berbentuk kontak komunikasi panjang.


Wisatawan yang datang ke Saung Angklung Ujo misalnya, mereka tidak ingin hanya menonton, tetapi terlibat langsung dengan bermain angklung, melihat pembuatan angklung, belajar memainkan peralatan musik arumba, melihat momen di backstage ketika para penari sedang berdandan, melihat para penari anak-anak sedang berlatih, dan sebagainya. Maka tak heran pengembangan Ecotourism, Adventure Tourism, dan jenis-jenis aktifitas wisata lain yang terlibat secara langsung sangat berkembang.


Contoh lain, adalah memetik stroberi di Ciwidey, mengunjungi kampung kumuh, mengunjungi industri konveksi sablon hingga belajar menyablon, dan lain sebagainya.


Di Bandung ini, hampir semua kategori wisata terdapat disini, hanya pantai saja yang tidak ada. Mungkin harus ke Pangandaran atau Pelabuhan Ratu untuk objek pantai yang paling dekat. Selain itu, hampir semua jenis wisata bisa dilakukan di Bandung, termasuk Desa Wisata Urban, Creative Tourism, Youth Tourism dan Music Tourism.


Apabila kita fokuskan kepada Music Tourism hal ini juga berkaitan dengan Special Interest Tourism yang sangat spesifik. Music Tourism di Bandung berbicara mengenai seni pertunjukan, produk yang berupa karya seni musik, sastra, gambar (grafis maupun manual) dan yang paling penting adalah manusia sebagai penggerak ide atau bisa disebut dengan komunitas di dalamnya.


Semua orang yang memahami musik independen, pasti setuju apabila komunitas musik Ujungberung merupakan hal yang paling vital di Bandung, bahkan mungkin di Indonesia. Kenapa ? Akan terlalu banyak subjek yang disebutkan sebagai penggerak (dalam hal ini musisi/band) beserta karyanya yang bahkan telah mendunia, mewakili Indonesia dan diakui secara internasional.


Fokus kepada pengembangan Music Tourism, komunitas musik Ujungberung sangat layak disebut sebagai salah satu penggerak wisata di Bandung. Mereka secara militan bergerak melalui kegiatan seni, contoh yang paling mudah adalah membuat acara musik berskala kota, tetapi mampu menarik pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia, dari luar Pulau Jawa bahkan beberapa datang dari negara tetangga. Pertunjukan musik berskala kota tersebut digelar secara rutin/reguler setiap tahun dan diadakan tidak dengan satu kali penyelenggaraan saja. Dalam satu tahun bahkan terdapat beberapa agenda event musik besar, contohnya: Bandung Berisik, Bandung Deathfest, Cimahi Bergetar, Hellprint Festival, dan yang paling baru adalah Mari Berdanska. Acara tersebut adalah event reguler genre musik Ska dan Reggae.


Beberapa acara yang disebutkan tadi adalah sebagian dari event besar penyelenggaraan musik dari kategori musik indie di Bandung, belum ditambah dengan puluhan event musik berskala kecil (gigs), atau acara peluncuran album sebuah band yang diselenggarakan. Untuk acara pertunjukan musik skala besar biasanya mampu mendatangi penonton diatas 10.000-orang. Hal tersebut tercatat hanya dari genre Rock/Metal/Punk dan Ska/Reggae saja, belum termasuk genre musik lain seperti Pop, seni musik tradisional, dan yang lainnya.


Sedikit tambahan, event yang digagas tidak hanya pertunjukan musik saja, namun terdapat pula beberapa penyelenggaraan acara lain dengan konsep pameran, workshop, diskusi, coaching clinic, bahkan seminar. Beberapa event yang diselenggarakan juga seringkali melibatkan pemerintah, dan lintas disiplin ilmu atau bidang lain diluar musik. Hal tersebut justru menjadikan Komunitas Musik Ujungberung mempunyai daya tawar nilai intelektual.


Menurut beberapa info yang telah dikumpulkan, hingga saat ini di Kota Bandung terdapat lebih dari 400-an kelompok bermusik dan masih terus bermunculan kelompok baru. Khusus untuk perkembangan komunitas musik di Ujungberung, pada tahun 2007 sedikitnya terdapat 165 band yang khusus beraliran Deathmetal, belum termasuk band yang beraliran Punk, Hardcore, Grindcore, Ska, dan lain-lain. Angka 165 band tersebut setara dengan jumlah band rock se-Eropa timur, namun bedanya di Ujungberung angka tersebut terdapat hanya di Ibu Kota Kecamatan, Ujungberung. Jumlah tepatnya belum dapat dipastikan karena komunitas Ujungberung belum memiliki pendataan yang akurat.


Secara umum penikmat musik independen tersebut diperkirakan mencapai 40.000 dan 20.000 diantaranya terlibat aktif dalam Komunitas musik Ujungberung yang sudah menyebar di pelosok-pelosok Kota Bandung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun