Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - blog : www.donibastian.com

Seo Specialist | Business Consultant | WA 0821-1450-1965

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inilah Sebabnya Mengapa Ahok-Djarot Kalah dalam Pilkada DKI

24 April 2017   11:31 Diperbarui: 24 April 2017   20:00 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seluruh pendukung AHOK-JAROT pasti merasa sangat sedih dan kecewa dengan hasil perhitungan suara pada Pilkada DKI putaran ke-2 pada 19 April kemarin. Sayapun bahkan menilai ini adalah suatu perisiwa yang tidak masuk diakal dan cenderung tidak wajar.

Alasannya?

Tentu seperti apa yang diyakini oleh semua pendukung AHOK-DJAROT bahwa secara teknis AHOK-DJAROT jauh lebih unggul dibandingkan dengan pasangan ANIES-SANDI.

Hal pertama adalah perihal rekam jejak. AHOK dan DJAROT sebelumnya dikenal sebagai pejabat Kepala Daerah. AHOK pernah menjabat Bupati di Belitung Timur (Bangka Belitung) dan DJAROT bahkan 2 periode menjabat sebagai Walikota Blitar Jawa Timur. AHOK juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI di komisi II. Sedangkan Anies-Sandi keduanya nyaris tak pernah menjabat lama di birokrasi. Anies sekalinya menjabat jadi menteri saja, tak lama kemudian dipecat oleh Presiden Jokowi. Sedangkan Sandi adalah murni seorang pengusaha profesional.

Pada aspek ini AHOK-DJAROT tentu lebih unggul dibanding Anies Sandi.

Lalu mengenai hasil kerja selama menjabat sebagai Gub dan WaGub DKI, AHOK-DJAROT juga telah menunjukkannya. Berbagai bidang telah dibangun secara nyata dan bermanfaat langsung bagi warga DKI. Sedangkan Anies dan Sandi bagaimana mau mengukur hasilkerja mereka, jika Anis saja belum selesai jadi menteri sudah dipecat lebih dulu oleh Jokowi? Sedangkan Sandi memang terbukti hebat keahliannya, tapi di bidang bisnis dan tak bisa disetarakan dengan kerja di pemerintahan.

Mengenai VISI MISI dan DEBAT CALON PILKADA, saya rasa juga tak terlalu tampak bedanya. Atau dengan kata lain, kedua pasangan relatif seimbang dalam menyampaikan visi misinya, namun yang jelas AHOK menyampaikan program yang nyata dan terbukti, sedangkan Anies-Sandi sebatas menyampaikan usulan program dan berjanji akan merealisasikannya jika mereka terpilih. Tapi jika ditelaah, banyak program mereka yang tidak membumi, alias terkesan Omong Doang (OMDO).

Nah dari uraian diatas, jika keseluruhannya ditimbang untuk menentukan kualitas kedua paslon, sudah barang tentu jika dipertimbangkan dengan menggunakan nalar dan akal sehat, maka pemenagnya adalah AHOK-DJAROT, bahkan bisa dikatakan AHOK-DJAROT seharusnya MENANG TELAK.

Nah, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Ini sangat tidak masuk akal bukan?

Namun demikian setelah saya renungkan, ternyata ada satu faktor yang mungkin kita semua tak pernah perhitungkan sebagai faktor yang mendominasi semua parameter yang ada, yaitu faktor Keyakinan Agama.

Kubu Anies-Sandi merasa tak mampu lagi bersaing secara teknis, oleh sebab itu mereka mencari titik lemah pertahanan AHOK-DJAROT khususnya AHOK dengan memanipulasi Kasus Penistaan Agama untuk menggiring opini publik bahwa AHOK adalah pejabat yang tidak layak dipilih karena dituduh telah menista agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun