Minggu ini berita keinginan Menteri BUMN Erick Thohir mengajak Ahok menuai pro dan kontra. Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersama (FSPPB) menolak kehadiran Ahok, alasan mereka karena Ahok sering membuat gaduh. Alasan yang sejatinya tidak ada kaitan dengan kinerja BUMN. Alasan yang tendesius tak logis karena kita BUMN bukan lembaga politik.
BUMN memang butuh orang-orang berani dan tegas serta bersih dari praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Bisa jadi kehadiran Ahok akan berdampak praktik itu tidak bisa hidup lagi.
Bisa jadi ada yang takut Ahok akan memberantas budaya buruk di tubuh Pertamina. Karenanya Ahok harus ditolak menjadi 'raja' Pertamina. Ahok dapat merusak skenario mafia migas yang selama ini masih beroperasi dengan rapi.
Tentu saja Erick Thohir membutuhkan martir yang akan memberantas itu. Ahok dianggap sosok yang tepat. Apalagi Ahok dikenal bukan 'boneka' siapapun. Berganti-ganti parpol, menunjukkan Ahok bebas dari kepentingan parpol manapun. Jika kali ini ia menduduki posisi puncak pertamina, menurut saya ia akan keluar dari PDIP. Itu bukan masalah baginya.
Jokowi pastinya akan mendukung keputusan Erick Thohir. Ia akan setuju apabila Ahok menjadi bos pertamina. Hal yang paling penting sejatinya bukan siapa akan tetapi bagaimana pertamina. Perusahaan plat merah itu harus menjadi perusahaan profesional. Menghasilkan keuntungan yang akan bermanfaat bagi Indonesia bukan sekelompok mafia.
Ahok harus membuktikan dirinya pantas. Dan Erick Thohir sedang berusaha memberinya kesempatan. Karenanya, biarkan Ahok melakukan kerjanya. Biarkan Ahok membenahi BUMN yang selama ini menjadi andalan kita dalam migas.
Jika dalam interval waktu tertentu Ahok gagal membenahi maka Erick dapat menggantinya. Tak perlu sentimen dengan kehadiran Ahok, toh selama ini Ahok tidak bergelut dalam bisnis migas. Artinya tidak ada konflik kepentingan yang dapat menghalangi dirinya menjadi bos pertamina.Â
Ahok pernah salah namun adakah elit politik yang tidak pernah salah. Toh kesalahan Ahok tidak terkait dengan migas dan menolaknya berarti dendam masih tersimpan. Tidak ada dendam yang baik, akan selalu berdampak negatif bagi diri kita.
Mari beri kesempatan kepada Ahok. Ia memiliki hak untuk melakukan yang terbaik bagi negeri ini, sama seperti anak negeri lainnya. Kita akan saksikan perubahan akan dilakukan Ahok.