Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

RidaMu Kutuju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peci dan Pejabat

18 April 2016   08:58 Diperbarui: 19 April 2016   13:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ragam Cara Berpeci

Dai sejuta umat almarhum KH Zainudin MZ (“memang Zainudin”) diakui banyak pihak memang sosok pendakwa yang cerdas, karena selain kedalaman ilmu agamanya tentunya juga kelihaian humor dan kelakarnya yang membumbui dalam setiap dakwahnya sehingga kehadiran dai yang satu ini selalu dinanti. Tingkat kecerdasan yang dimiliki itu dapat dicontohkan misalnya ketika dai ini memberikan ceramah umum dalam sebuah “event” keagamaan di mesjid besar Simpang Lima Semarang. Di awal ceramah sang dai  menyebutkan akan menguraikan lima pokok bahasan.

 Setelah satu demi satu pokok bahasan diterangkan dan diuraikan dengan panjang lebar, berkelok kelok, berliku seperti biasa diselingi dengan berbagai canda dan humor khas Zainudin asal Betawi itu dengan gaya dan logat Betawi yang selalu mengundang gelak tertawa para hadirin. 

Tak terasa hari sudah larut malam dan ceramah harus disudahi, tetapi uraian baru sampai pada pokok bahasan keempat. Di sinilah hebatnya sang dai sejuta umat yang tak terlihat dan tak biasa membawa bawa secarik kertas catatan “outline” di tangannya, tetapi pada saat-saat terakhir dengan sisa waktu yang ada sang dai tidak lupa menguraikan pokok bahasan kelima.

Dalam ceramahnya yang lain, salah satu selingan humornya adalah mengenai beragam cara orang berpeci yang menurutnya menunjukkan watak dan kepribadian pemakainya. Lebih lanjut disebutkan beberapa contoh cara orang memakai peci, di antaranya cara memakai peci seorang ustadz, cara memakai peci jagoan (jawara Betawi tempo doeloe), dan cara memakai peci penjudi (dengan posisi melintang). Kalau saja sang dai belum almarhum dan masih dapat menyaksikan utamanya para tokoh (jadi-jadian) masyarakat seperti sekarang, pastilah sang dai setuju sekali jika kategori dan tipologi pemakai peci itu ditambah lebih lengkap termasauk “cara memakai peci orang munafik”.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun