Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ditakut-takuti Polisi Rahasia Belanda, Bahder Djohan Dibilang "Orang Komunis"

22 Mei 2019   10:45 Diperbarui: 22 Mei 2019   10:49 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri Pak Rushdy, Pak Bondan, dan Pak Asvi (Dokpri)

Dari kiri Ibu Huriyati dan Pak Fitra (Dokpri)
Dari kiri Ibu Huriyati dan Pak Fitra (Dokpri)
Kebudayaan Minangkabau

Bahder Djohan, kata Pak Asvi, pada 1972 mendirikan Yayasan Kebudayaan Minangkabau. Pada 1974 yayasan menerbitkan majalah Kebudayaan Minangkabau. Yayasan Kebudayaan Minangkabau pernah mendorong pemerintah untuk membuka Fakultas Sastra di Universitas Andalas Padang. Bahder Djohan wafat pada 8 Maret 1981 di Jakarta.

Diskusi tokoh diawali laporan Kepala Museum Sumpah Pemuda Ibu Huriyati. Menurutnya, Oktober mendatang hasil diskusi menjadi bahan utama untuk pameran tokoh Bahder Djohan. Selanjutnya sambutan sekaligus pembukaan kegiatan oleh Bapak Fitra Arda, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Menurut Pak Fitra, UU Pemajuan Kebudayaan 2017 mengatakan museum menjadi ruang publik. Jadi ada informasi dan komunikasi antara masyarakat dengan museum.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun