Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan ke Yogyakarta (3)

26 Oktober 2018   18:26 Diperbarui: 27 Oktober 2018   21:49 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

RATU PANDANG RATAPAN ANGIN

Setelah puas menjelajahi Gereja Ayam, kami pun melanjutkan perjalanan wisata ke Dieng yang berjarak tempuh sekitar tiga jam. Setelah makan siang di Kawah Sikidang, kini giliran Sikidang kami telusuri pelan-pelan di tengah terik matahari dan asap belerang yang mengepul-ngepul.

Kami mengitari kawah tanpa membuang kesempatan untuk menikmati suasana sekitarnya. Banyak rombongan yang berdatangan kesini. Sekeliling kawah penuh dengan kios pedagang kecil yang menjajakan berbagai hasil produksi Dieng seperti keripik kentang, manisan carica, bubuk belerang untuk obat kulit, tongkat, kaos oblong khas Sikidang, dan lain-lain.

Yang menarik perhatian adalah "pameran" binatang langka yang terdiri dari kadal hijau dari Sulawesi yang mirip dengan iguana, burung hantu yang terus menerus menari diiringi musik yang keluar dari telepon selular, dan seekor kadal bule dari Papua yang berkulit lembut. Ketiga binatang tersebut dipamerkan di atas sebuah meja di bawah pengawasan seorang anggota komunitas binatang langka. Mungkin di tempat lain tidak ada pertunjukan binatang langka seperti ini. Ini hanya ada di Kawah Sikidang.

Tujuan wisata berikutnya adalah sebuah bukit yang bernama sangat puitis yaitu Ratu Pandang Ratapan Angin. Bayangkan, ada seorang Ratu yang memandang jauh diiringi oleh desau angin yang meratap-ratap. Seorang Ratu yang merindukan kekasihnya yang pergi entah kemana sehingga angin yang meratap mengiringi hatinya yang hancur bersama deraian airmata......

Untuk mencapai puncak bukit sang Ratu dibutuhkan energi ekstra karena jalannya menanjak tinggi dengan selingan pohon kentang dan carica (papaya mini khas Dieng). Untuk memasuki perbukitan sepanjang 150 meter ini kita harus membeli tiket sebesar Rp 10.000,- per orang.

Tampaknya destinasi wisata alam ini dikelola oleh penduduk setempat. Menurut Mas Agung, bukit ini baru sekitar lima tahun yang lalu dikelola secara lebih profesional melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dusun Jogogan, Kejajar, Wonosobo.

Sebuah pondok atau menara yang bertengger di atas bukit tampaknya sedang dibangun. Sementara dataran sekitarnya cukup luas untuk menampung 20 sampai 30 orang. Dari atas pondok yang sedang dibangun itu kita dapat mengambil foto ke bawah, ke arah Danau Telagawarna yang berwarna hijau tua dan hijau muda dengan latar belakang pegunungan Dieng yang berwarna kebiru-biruan. Betapa indahnya panorama tersebut !

Pada saat itu ada rombongan wisatawan dari Malaysia sekitar 15 orang yang sangat mengagumi keindahan Sang Ratu Pandang ini. Mereka jauh-jauh datang dari negeri seberang hanya untuk menikmati panorama yang khas Dieng dengan bersusah payah mendaki bukit tersebut. Di atas puncak bukit ini ada sebuah jembatan goyang yang diberi nama Jembatan Merah Putih yang bergoyang-goyang ditiup angin lembah yang meratap-ratap.

Di tempat ini pula ada dua buah warung makanan dan minuman sehingga kita dapat beristirahat sambil minum teh atau kopi disertai oleh singkong bakar atau singkong rebus. Fasilitas toilet pun tersedia sehingga tidak merepotkan para wisatawan.

Setelah puas menikmati pandangan Sang Ratu yang disertai oleh angin yang meratap-ratap, kami pun beranjak untuk kembali ke Yogya dengan meninggalkan kesan yang sangat indah dan romantis dari bukit ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun