Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Jelajah Tiongkok] Jejak Tradisional di Tengah Modernisasi Xi'an

24 April 2017   13:13 Diperbarui: 25 April 2017   13:00 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah gencarnya modernisasi yang dilakukan pemerintah Tiongkok, ternyata masih ada sisi tradisional yang tetap dipertahankan walau berada di pusat kota. Salah satunya adalah Muslim Quarter alias perkampungan Muslim di tengah kota Xi'an. Disini boleh dibilang tidak terlalu tersentuh arus modernisasi karena masih banyak bangunan kuno dipertahankan, serta menjadi ikon wisata disamping Musium Terracota yang terkenal itu.

Puluhan Tower Berbaris Tanda Modernisasi (Dokpri)
Puluhan Tower Berbaris Tanda Modernisasi (Dokpri)
Seperti halnya Shanghai, sejak dari udara sudah tampak ribuan tower baik apartemen maupun perkantoran berserak di dataran Xi'an. Padahal kota tersebut terletak jauh di pedalaman Tiongkok tepatnya berupa lembah di dataran tinggi Guangzhong. Begitu mendarat di bandara Xi'an, kesan modern nampak dari desain bandara serta fasilitas yang ada di dalamnya. Lalu lintas udaranya tampak ramai, bahkan melayani penerbangan langsung internasional, tidak lagi transit di Beijing atau Shanghai. Namun untuk menuju ke kota masih menggunakan bus atau travel karena belum tersedia kereta metro.

Bandara Internasional Xi'an (Dokpri)
Bandara Internasional Xi'an (Dokpri)
Kemacetan mulai tampak saat memasuki kota Xi'an yang ditandai dengan tembok besar mengelilingi kota. Jarak sekitar 30 Km ditempuh hampir satu jam lamanya dan memerlukan kelihaian supir travel mencari jalan tikus agar cepat sampai ke kota. Mobilpun tiba di dekat bundaran Bell Tower dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Muslim Quarter tempat saya menginap. Situasinya berbeda sekali antara pinggiran kota Xi'an yang sangat modern dengan bangunan megah, dengan pusat kota yang masih mempertahankan bangunan tuanya. Tak jauh dari Bell Tower terdapat Drum Tower di depan jalan masuk menuju Muslim Quarter.

Drum Tower di Depan Muslim Quarter (Dokpri)
Drum Tower di Depan Muslim Quarter (Dokpri)
Menjelang Maghrib, suasana mulai tampak ramai di sepanjang jalan Beiyuanmen di area Muslim Quarter. Para pedagang kaki lima mulai menjajakan aneka makanan khas Tiongkok dan dijamin halal, mulai dari mie, bakpia, kebab, sea food, hingga jus dan es krim. Saya sendiri sempat mencicipi dua tusuk sate kebab ukuran sedang dengan harga 10 Yuan per tusuk. Harga makanan minuman di sini standar antara 5 - 20 Yuan, beberapa seperti bakpia dijual 10 Yuan per 3 buah. Salutnya kebersihan tetap terjaga, dan setiap 20 meter tersedia tong sampah di tengah jalan sehingga kita tidak perlu repot menyimpan sampah atau membuang sembarangan.

Muslim Quarter di Malam Hari (Dokpri)
Muslim Quarter di Malam Hari (Dokpri)
Tukang Sate Kebab (Dokpri)
Tukang Sate Kebab (Dokpri)
Agak masuk gang ke arah masjid besar kita bisa temukan pedagang souvenir yang menjajakan berbagai patung seperti di Musium Terracota, sutera sebagai ciri khas kota ini yang menjadi salah satu ikon jalur sutera, gantungan kunci, topi, dan sebagainya. Sholat Isya di masjid besar Xi'an tampak ramai seperti sholat Jumat, menandakan bahwa jumlah Muslim di kota ini cukup besar. Masjidnya sendiri merupakan perpaduan budaya Tiongkok dengan tetap mengedepankan nuansa Islami yang dibawa pedagang pada masa jalur sutera dulu. Nuansa tradisional kental sekali terasa disini dilihat dari busana khas yang dikenakan maupun bentuk bangunan tua yang masih dipertahankan.

Masjid Agung Xi'an (Dokpri)
Masjid Agung Xi'an (Dokpri)
Mampir ke Xi'an musti wajib mengunjungi Musium Terracota yang berisi ribuan patung prajurit di zaman dinasti Qin Shi Huang. Dari Bell Tower saya menggunakan kereta metro bawah tanah menuju stasiun metro Wulukou. Keluar dari situ saya masih harus berjalan kaki sekitar 500 meter ke arah stasiun kereta api Xi'an untuk menitipkan tas ransel dan naik bis 306 dari terminal yang terletak di sebelah timur stasiun. Musiumnya sendiri terletak di distrik Lintong yang berjarak sekitar 40 km dari Xi'an dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Tembok Besar di Depan Stasiun (Dokpri)
Tembok Besar di Depan Stasiun (Dokpri)
Menjelang tiba di depan stasiun, tampak tembok besar membentuk benteng pertahanan mengelilingi kota. Pesatnya pertumbuhan kota dan semakin lebarnya jalan membuat bagian tengah benteng terpaksa dibongkar dan dibuat terowongan agar bisa dilalui kendaraan menuju stasiun. Sayang memang, tetapi demi modernisasi langkah tersebut harus dilakukan karena terbatasnya lahan dan jarak stasiun yang sangat dekat dengan tembok benteng. Namun demikian, masih banyak sisi tembok yang dipertahankan bahkan diremajakan agar tak lapuk dimakan zaman.

Stasiun Kereta Api Xi'an (Dokpri)
Stasiun Kereta Api Xi'an (Dokpri)
Keamanan di Tiongkok cukup ketat, bahkan masuk ke dalam area stasiunpun diperlakukan sama seperti masuk ke bandara. Semua tas dimasukkan ke dalam mesin pemindai dan tubuh diperiksa dengan ketat. Lepas pemeriksaan saya menaruh tas dan kembali ke luar stasiun menuju terminal bis tak jauh dari situ. Rupanya karena hari MInggu, antrian masuk ke bis 306 cukup panjang dan sebagian besar merupakan turis asing. Sekitar 15 menit kemudian saya baru bisa naik bus menuju Musium Terracota.

Megahnya Kota Kecil Perdesaan Lintong (Dokpri)
Megahnya Kota Kecil Perdesaan Lintong (Dokpri)
Kota Lintong yang dilalui bus walau hanya sebuah kota kecamatan namun sentuhan modernisasinya juga luar biasa. Puluhan tower apartemen berdiri menggantikan rumah-rumah tapak yang mulai jarang ditemui. Suasana kotanya tampak asri dan modern, nyaris hilang bentuk tradisional Tiongkok kecuali menyisakan huruf Mandarin sebagai penanda bangunan. Tidak tampak lagi sisa-sisa zaman komunisme di perdesaan, bahkan berbentuk bendera sekalipun kecuali pada hari-hari tertentu saja.

Barisan Patung Prajurit di Musium Terracotta (Dokpri)
Barisan Patung Prajurit di Musium Terracotta (Dokpri)
Musium Terracota dibangun hampir mirip dengan musium-musium lain seperti di Turki atau Angkor Wat, ciri khas musium yang dilindungi oleh UNESCO. Parkiran luas, pintu masuk jauh dari hall utama melalui taman yang cukup menyegarkan di tengah padang gersang. Di area utamanya sendiri terdapat satu hall besar yang berisi ribuan patung prajurit dan binatang ternak, dan dua hall ukuran sedang di sisi kanan, serta beberapa bangunan pendukung lainnya. Saya tak perlu bercerita lagi karena sudah banyak diulas di internet, namun memang butuh energi ekstra untuk berjalan kaki dari pintu masuk hingga keluar lagi yang memakan waktu sekitar 3 jam berkeliling.

Tembok Besar Xi'an Terkena Imbas Modernisasi (Dokpri)
Tembok Besar Xi'an Terkena Imbas Modernisasi (Dokpri)
Tak jauh dari Musium Terracota terdapat Mausoleum Kaisar Qin Pertama dengan menggunakan shuttle bus gratis, dan tiket masuk musium sudah merupakan tiket terusan. Namun karena singkatnya waktu membuat saya harus segera kembali ke kota Xi'an untuk mengambil tas dan berangkat ke bandara naik bus semacam Damri yang parkir di sebuah hotel tak jauh dari stasiun kereta api.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun