Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agen Penebar Kebaikan

8 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 8 Juli 2017   20:48 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini, 8 Juli 2017, adalah hari pertama saya setelah 10 tahun berkeluarga. Terinspirasi dari tulisan saya setelah Lebaran kemarin,  "Sembunyikan Amalmu Sebagaimana Kamu Menyembunyikan Aibmu"saya tergerak untuk menjadi Agen Penebar Kebaikan, ya Agen hehe

Apa itu Agen Penebar Kebaikan? Yaitu orang-orang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menebarkan kebaikan ke seluruh jagad raya. Siapa dia? Ya saya, kamu dan kita Semua. Tujuannya apa? Menyirami seluruh sendi-sendi kehidupan sehingga tidak ada tempat untuk Keburukan. Dengan berpegang pada prinsip gelas, maka kita Harus Terus mengisinya dengan Air Kebaikan, sehingga seberapa banyak pun Keburukan yang ada di dalamnya, lambat laun akan sirna. Kok Agen? Ya biar gaya aja, sebatas istilah, seperti Agen Asuransi, Agen MLM, Agen Produk dan Jasa, biar ada misinya, biar jelas visi dan tanggung jawabnya, kira-kira begitu perannya.

Jika kita pernah mendengar istilah ODOJ, One Day One Juz, untuk menerapkan membaca Al Quran Satu Hari Satu Juz kalau bisa, kemudian ODOA, One Day One Ayat, Satu Hari Satu Ayat untuk melatih menghafal Al Quran Satu Hari Satu Ayat, maka Penebar Kebaikan juga bisa menerapkan ODOT, One Day One Truth, Satu Hari Satu Kebenaran, kita tebarkan Berita Kebaikan, Kebenaran, Kebajikan setiap hari untuk menjegal Hoax, Ghibah, Gosip, Teror, Spam, Kekerasan, Penipuan, Narkoba, Pornografi, LGBT dan segala bentuk Keburukan sehingga tidak ada tempat bagi Keburukan.

Tidak Ada Tempat Bagi Keburukan

Sebuah keluarga bersiap pergi ke Mal di akhir pekan. Sang Ayah dan Anak lelakinya duduk di bangku depan, Ayah menyopiri mobil. Sang ibu, Anak Perempuan dan adik terkecil duduk di bangku tengah. Sesampainya di Mal, karena akhir pekan, jalan menuju Mal macet, terjadi antrean panjang memasuki area parkir, setengah jam kemudian keluarga tersebut berhasil memasuki area parkir, jam menunjukkan waktunya makan siang. Perut pun mulai berontak. Setelah menurunkan ibu dan kedua anak perempuannya di lobi mal, pergilah Ayah dan anak lelakinya mencari area parkir, lantai dasar diputarin penuh, lalu mereka turun ke basement, beberapa waktu mengitari basement 1 ternyata penuh, mereka pun ke basement 2 ternyata penuh juga, setengah jam berlalu, mereka pun pindah ke lantai 2 dan menyusuri area parkir yang ada.

Karena sudah waktunya makan siang dan mulai lapar, ibu dan kedua anak perempuannya memutuskan untuk makan siang dulu, belanja ke supermarket pun diputuskan setelah makan siang. Si kakak pun mengirimkan wa ke si abang, bahwa mereka ke area foodcourt untuk makan siang. Sesampainya di foodcourt, mereka menuju tempat makanan favorit mereka, apa daya antrian mengular panjang, karena kebetulan hari itu ada promo sajian tertentu, mereka pun beralih ke tempat makanan yang lain. Si adik yang mulai lapar mulai rewel. Perburuan makanan pun dimulai, tapi apa daya, konter-konter makanan penuh antrian, ada juga konter yang tutup dan kursi-kursi foodcourt penuh terisi, akhirnya mereka menyerah dan pergi ke bioskop, disana mereka membeli minuman dan cemilan untuk sekedar mengganjal perut.

Ditempat lain, sang ayah sudah mencapai lantai 4 tetapi belum juga mendapatkan parkir. Anak lelaki pun memutuskan untuk turun dan pergi ke toko buku yang ada di lantai 4. Ayah pun melanjutkan perburuan tempat parkirnya. Sesampainya di toko buku, pengunjung penuh sesak, ternyata ada diskon buku pelajaran untuk awal masuk sekolah. Dia pun kesulitan mencari buku yang ingin dibelinya. Sesampainya di area buku yang dimaksud, buku tersebut ternyata habis terjual, dia pun mencari buku lainnya. Sayang, buku tersebut belum dijual disana.

Di tempat terpisah, anak perempuan memutuskan pergi ke salon sedangkan ibu dan adiknya pergi ke supermarket. Setibanya di salon, mungkin lagi apes seperti di foodcourt tadi terjadi antrian, ia mendapatkan nomor antrian 24, kebayang sudah harus berapa jam dia menunggu untuk potong rambut. Disayangkan dari 5 kapster yang seharusnya bertugas, ada 1 orang salon ini yang sakit. Si ibu dan adiknya kemudian memilih-milih barang yang akan dibeli di supermarket, sempat terjadi keributan kecil ketika si adik ribut dengan anak kecil lainnya karena rebutan boneka wonder woman yang tinggal satu-satunya. Akhirnya sang ibu meminta si adik untuk mengalah dan menjanjikannya untuk membelikan boneka itu lain waktu. Si adik pun menangis keras. Ibunya kesal karena tidak bisa menenangkannya akhirnya memutuskan untuk tidak jadi belanja.

Sesampainya di luar supermarket, Ibu menghubungi Ayah untuk dijemput di lobi agar mereka pulang saja. Nasib buruk belum usai, hp ayah lobet, tak bisa dihubungi. Kemudian ibu menghubungi kedua anak lelaki dan perempuannya tetapi tidak ada yang mengangkat. Setibanya di lobi, 1 jam berlalu, telepon ibu belum dijawab kedua anaknya, sms dan wa belum dibalas, si adik masih menangis, akhirnya ibu mengirim pesan kepada semua kalau ia dan adiknya pulang duluan dengan taksi. Beberapa lama kemudian anak perempuan memutuskan untuk pulang karena tidak tahan menunggu antrian salon dan anak lelaki pun demikian melihat pesan ibunya pulang duluan ia menghubungi ayahnya yang ternyata tidak mengangkat telepon dan menjawab pesannya. Akhirnya satu keluarga yang malang ini pulang sendiri-sendiri tanpa mendapatkan hasil. Yang kasihan sang ayah, setelah lelah berjam-jam tidak menemukan tempat untuk parkir akhirnya meminjam telepon petugas parkir dan menghubungi istri dan anak-anaknya yang ternyata sudah pulang duluan ke rumah dengan cara mereka masing-masing.

Cerita yang puanjang lebar sehingga luas ini sebenarnya kisah apa sih? Kok gak jelas gitu? Iya emang sengaja dibikin gak jelas supaya penasaran kalau penasaran supaya menebak-nebak kalau ingin menebak hehe. Keluarga itu sebenarnya mencerminkan Keburukan. Keburukan ini ada di sekitar kita, mereka datang, mencoba untuk masuk, bahkan meminta ijin, dengan cara yang bahkan sopan sekalipun, hidup berdampingan dengan kita. Mereka masuk ke segala sendi-sendi kehidupan kita. Makanan, fashion, bacaan, tontonan, pola pikir dan segalanya. 

Tetapi apa yang terjadi? Ketika kita menutupnya dengan sejuta kebaikan, kita tutup jalan masuk mereka, mereka pergi juga dengan sendirinya. Dikisahkan di atas, keluarga itu hanya mendapatkan satu kesempatan kecil, yaitu camilan dan makanan untuk ibu, kakak dan adik yang dibeli di bioskop. Hanya itu. Tetapi mereka tidak mendapatkan area parkir, yang disini diibaratkan dengan Hati dan Pikiran. Mereka tidak mendapatkan buku, yaitu bacaan, informasi, media audio visual, medsos yang bisa mereka racuni, Makanan di supermarket tak jadi dibeli, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun