Mohon tunggu...
Dini Rofiatin
Dini Rofiatin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Pola Asuh Demokratis

19 Oktober 2018   10:11 Diperbarui: 19 Oktober 2018   10:38 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah anda termasuk orang yang di asuh dengan Pola Asuh Demokratis? Pola Asuh Demokratis cocok diterapkan pada usia 6-12 tahun. Pada tahap ini anak mulai mampu memilih apa yang diminati.  Anak sudah bisa menolak yang bukan keinginannya. 

Pola demokratis sangat cocok diterapkan pada generasi milenial karena anak merasa bebas namun orang tua harus memberikan aturan yang jelas agar anak bisa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. 

Dengan kebebasan yang diberikan orang tua, anak bisa mengerti lingkungan sekitarnya seperti apa, situasinya bagaimana. Jika anak sudah tau keadaan sekelilingnya anak akan lebih waspada terhadap diri dan pergaulannya. Pola asuh demokratis sangat menguntungkan bagi orang tua maupun anak, karena pola asuh ini membuat komunikasi antar orang tua dan anak tetap terjaga. 

Saya dibesarkan dengan pola asuh demokratis, Orang tua memberikan kebebasan kepada saya sehingga saya selalu bertanggung jawab atas apa yang saya kerjakan. Pola asuh ini secara tidak sadar membuat saya lebih disiplin terhadap apa yang saya lakukan, misalnya saya dibebaskan untuk bermain bersama teman dengan syarat pulang kerumah tidak boleh lebih dari jam 9. 

Dari kebebasan yang diberikan orang tua tadi memberikan kita tanggung jawab agar pulang kerumah tepat waktu. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini biasanya takut membuat orang tuanya kecewa, maka anak akan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan orang tua agar tidak membuat mereka kecewa.  

Selain demokratis juga ada pola asuh otoriter, permisif. Pada dasarnya semua pola asuh itu baik, karna mengarahkan anak pada hal yang lebih baik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun