Mohon tunggu...
Dimas Satria Putra
Dimas Satria Putra Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Videographer and Editor

Your Documentary

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banjir Pasuruan, PT KAI Buat Penumpang Sri Tanjung Keheranan

1 Juli 2016   10:48 Diperbarui: 5 Juli 2016   12:10 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang tampak duduk di area stasiun dan kereta Sri Tanjung jurusan Banyuwangi-Yogyakarta yang berhenti di Stasiun Probolinggo, Kamis (30/6). Jalur kereta Pantura Jawa Timur terhambat karena banjir yang terjadi di Pasuruan. Dimas Satria Putra ©2016

Mendekati Hari Raya Idul Fitri, tentu masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman. Moda transportasi yang dibutuhkan tentu sesuai kriteria pilihan dan kenyamanan. Salah satunya adalah kereta api. Saya dan teman-teman, Kamis (30/6), menaiki kereta Sri Tanjung jurusan Banyuwangi-Yogyakarta. Kami baru saja menghabiskan waktu di Banyuwangi untuk mengunjungi berbagai tempat wisata fenomenal. Pengalaman yang menarik sebetulnya. Namun, perjalanan pulang kami dengan kereta tidak semulus ketika berangkat dari Yogyakarta.

Diketahui, Kota Pasuruan diterjang banjir yang cukup tinggi. Kemudian ketika kereta kami sampai di Stasiun Probolinggo sekitar pukul 10.30, kereta terpaksa berhenti atas kejadian ini. Kereta tidak dapat melaju karena rel sepanjang 250 meter terkena banjir Pasuruan, mengingat beberapa komponen listrik kereta berada di area roda gerbong. Tentu semua tidak ingin bencana ini terjadi, bahkan berharap perjalanan dapat tetap dilanjutkan. Namun, apa daya, seluruh penumpang Sri Tanjung pun turun untuk menghilangkan kebosanan.

Kepastian akan kelanjutan perjalanan akhirnya diumumkan oleh operator melalui speaker gerbong pada pukul 15.30. Bahwa seluruh penumpang Sri Tanjung diberangkatkan dengan bis menuju Stasiun Gubeng Surabaya untuk kemudian MELANJUTKAN PERJALANAN KEMBALI DENGAN KERETA menuju kota tujuan. Mendengar hal itu, penumpang lega dan 'manut' akan arahan pihak PT KAI. Bonusnya, seluruh penumpang mendapat konsumsi minuman gratis dari pihak KAI.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan bis menuju Surabaya, berangkat pukul 16.30. Di tengah perjalanan, keanehan mulai terasa. Kernet bus justru bertanya, "ini ke Surabaya ya?" Dan penumpang menjawab dengan nada tinggi, "Lha iya to Mas, kan tadi udah dibilang." Eitsss.... Ini baru pembukanya. Lanjut!

Sesampainya di Stasiun Gubeng Surabaya pukul 21.00, penumpang dengan kota tujuan setelah Surabaya berkumpul di pintu masuk stasiun (belakang). Penumpang kembali dikejutkan dengan pertanyaan sambutan oleh security, "Mau pada ke mana ya Pak?" Salah satu penumpang Sri Tanjung kemudian menjelaskan permasalahan yang terjadi. Security kemudian berjalan menemui pejabat stasiun untuk menyampaikan arahan penumpang tadi.

Di sini, penumpang mulai terheran-heran akan koordinasi PT KAI. Perwakilan rombongan penumpang kemudian dibawa masuk ke salah satu ruang tunggu untuk diberikan penjelasan oleh pejabat stasiun. Pihak stasiun memohon maaf atas kejadian ini dikarenakan faktor alam dan mustahil untuk kereta menembus track Pasuruan. Nasib penumpang selanjutnya kemudian diarahkan untuk menaiki bus tadi menuju kota masing-masing. "Kami baru tahu bahwa ada rombongan Sri Tanjung ke sini." WOW!

Penumpang tidak begitu spontan membentak. Saya dan beberapa penumpang terlebih dahulu mendekati pejabat stasiun tersebut kemudian menyampaikan arahan yang telah diutarakan di Stasiun Probolinggo. Saya dan penumpang lain berusaha meminta pertanggungjawaban atas hal ini karena pembelian tiket perjalanan adalah untuk menggunakan kereta api milik PT KAI, bukan bis kelas Ekonomi yang menyiksa beberapa penumpang. Terasa menyakitkan kembali karena tiket yang telah dibeli tidak dapat dikembalikan jika menggunakan fasilitas bus yang telah disediakan. Penumpang benar-benar kecewa. SANGAT.

Bagaimana tidak, banyak waktu telah habis demi menunggu kepastian akan berangkatnya penumpang menuju kota tujuan. Sebuah pertanyaan kecil untuk PT KAI: selama 4 jam penumpang telantar, tidak adakah salah seorang dari pengurus Stasiun Gubeng mendapat kabar diopernya penumpang Sri Tanjung ke stasiun yang bersangkutan? Tidak mendapat sinyal untuk telepon? Atau kehabisan pulsa?

Saya dan penumpang lainnya merasa dipermainkan. Bagaimana koordinasi setiap stasiun soal kereta yang melintas? Teknik persuasi pejabat Gubeng untuk menyarankan penumpang naik bus yang telah disediakan terkesan memaksa dan berbau "ancaman". Mereka yang ingin meminta uang kembali atas tiket tidak diperkenankan naik bus ke kota tujuan.

Kami tahu kami hanya penumpang kelas ekonomi. Tapi kami tidak dapat dibodohi soal hal ini. Dalam hal ini, saya menilai PT KAI setengah hati dalam menerapkan jargon "Anda adalah Prioritas Kami". Lebih dari 25 jam kami (penumpang tujuan Yogyakarta) berada dalam perjalanan hingga pukul 08.30 pada Jumat (1/7). Kepulangan kami mundur tiga belas jam dari jadwal seharusnya pukul 19.30 pada Kamis (30/1). Kami sadar hambatan karena bencana alam memang seharusnya dimaklumi. Tetapi ketika koordinasi yang kurang oleh pengurus PT KAI daerah Jawa Timur justru memakan waktu banyak penumpang, PT bersangkutan harus transparan akan masalah ini. Bicaralah!

Kami akan mengerti dan memaklumi jika alasan yang diutarakan atas kejadian ini benar-benar masuk akal. Jangan menutupi kesalahan! Fasilitas dalam kereta sudah cukup baik. Namun, nasib penumpang dalam keadaan darurat seperti ini juga harus jadi tanggung jawab PT KAI. Seharusnya PT KAI juga sadar bahwa ini merupakan rute kereta terjauh dan beresiko memakan waktu panjang penumpang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun