Hari ini Minggu 5 Juni 2016 sehari menjelang bulan Ramadhan kaum wanita yang beragama Islam sudah barang tentu mempersiapkan berbagai hal. Dari persiapan perlengkapan beribadah hingga makanan dan minuman yang akan disajikan pada saat sahur nanti.
Tradisi pada saat malam pertama bulan puasa, biasanya ibu-ibu mempersiapkan makanan dan minuman yang enak dan lezat untuk menambah selera makan sahur. Makanya tidak heran jika sehari menjelang bulan Ramadhan pasar dan tempat belanja diserbu pembeli untuk persiapan sahur.
Sahur hari pertama biasanya segala ada dari lauk-pauk berbagai jenis mulai dari ayam goreng, tempe goreng, sayuran, daging sapi, sambal dan makanan penutup pun disiapkan. Tetapi yang menarik di keluarga kami adalah bukan hanya lauk-pauk dan makanan penutup yang disiapkan tetapi lalapan.
Maklum keluarga besar isteri saya berasal dari Cipanas Cianjur yang notabenenya adalah orang Sunda sehingga makan dengan lauk apapun belum lengkap kalau belum ada lalapan. Tidak tanggung-tanggung lalapan yang disiapkan satu tempat besar yang terdiri dari pete, terung, kunir, honje, daun bunut, daun pepaya muda, daun pohpohan, serawung dan lain-lain.
Lalapan tersebut ada yang diambil dari kebun secara langsung, ada juga yang beli dari pasar. Harganya pun bervariasi dari seribu rupiah perikat hingga yang paling mahal saat ini pete sepuluh ribu per papannya. Â
Lalapan sebanyak itu biasanya hanya bisa bertahan 2-3 hari karena pada saat munggahan (istilah untuk sahur hari pertama) semua keluarga berkumpul untuk sahur dan buka puasa bersama. Walaupun tidak semua makan lalapan tetapi ada beberapa anggota keluarga yang menjadikan lalapan sebagai makanan wajib saat sahur dan berbuka puasa.
Menurut mereka lalapan itu untuk menambah selera makan apalagi ditambah dengan sambal yang pedas rasanya berat untuk berhenti makan ingin terus dan terus makan. Selain itu lalapan juga dianggap sebagai makanan tradisional yang membuat mereka tahan terhadap penyakit. Â
Tetapi tentu saja pada saat bulan puasa berbeda karena makanan terlalu pedas dan berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan khususnya pencernaan. Oleh karena itu kami saling mengingatkan untuk tidak makan lalapan dengan sambal secara berlebihan.
Tradisi mempersiapkan lalapan ini sering kami lakukan hampir setiap tahun sehari menjelang puasa. Dengan tersedia lalapan semua keluarga menjadi tenang karena bisa menikmati makanan dengan sambal dan lalapan kesukaannya masing-masing.